4 Tips Cerdas Investasi di Masa Resesi Ekonomi, Jangan Sembarangan Investasi

- 5 Oktober 2020, 12:45 WIB
Ilustrasi: hobi dijadikan investasi/
Ilustrasi: hobi dijadikan investasi/ /pixabay/DarkWorkX/

 

PORTAL PROBOLINGGO - Pandemi Covid-19 menjadi penyebab kelesuan perekonomian nasional bahkan global.

Banyak negara yang aktivitas Perekonomiannya terhambat akibat pandemi, termasuk Indonesia

Beberapa negara bahkan telah resmi mengumumkan terjerat resesi ekonomi.

Amerika Serikat, Singapura, Filipina, dan Korea Selatan adalah sedikit dari banyak negara yang mengalami resesi.

Resesi ekonomi adalah satu kondisi ketika pertumbuhan ekonomi satu negara secara dua kuartal berturut-turut bernilai negatif.

Baca Juga: Berlaku Hari Ini! Nomor Layanan Kartu Prakerja Berubah, Segera Cek Disini

Di Indonesia, nilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 bernilai minus 5,32%.

Pada kuartal III (Juli-September) Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran minus 1 % hingga minus 2,9%.

Senada dengan Menkeu, Bank Dunia (World Bank) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 berada di kisaran minus 1,6% hingga minus 2%.

Dengan angka prediksi di atas, itu berarti Indonesia resmi akan mengalami resesi.

Untuk menghadapi resesi ekonomi, masyarakat diharap tidak panik dan gegabah, khususnya dalam berinvestasi.

Baca Juga: Oppo Reno4 F Segera di Luncurkan di Indonesia pada 12 Oktober 2020, Ini Spesifikasinya

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari laman Sahabat Pegadaian, berikut 4 tips cerdas berinvestasi di masa resesi :

1. Pilih Instrumen Investasi yang Stabil

Ada banyak instrumen investasi yang dapat Anda pilih, namun pastikan instrumen pilihan Anda tergolong stabil.

Contoh instrumen investasi dengan nilai stabil adalah emas, properti, dan reksa dana non saham.

2. Pilih Instrumen Investasi yang Legal dan Aman

Sebelum Anda memilih instrumen investasi, pastikan pilihan Anda legal dan aman.

Jenis investasi yang Anda pilih harus masuk dalam perlindungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Baca Juga: KAI Resmikan Logo Terbarunya, Simak Makna Mendalamnya

3. Diversifikasi

Untuk menghadapi kondisi pasar yang cenderung tidak stabil, Anda dapat menyebar aset ke berbagai instrumen investasi. Dari yang risikonya rendah, menengah, sampai tinggi.

4. Jeli Memperhatikan Momentum dan Waktu

Jangan buru-buru keluar dari pasar modal dan menarik seluruh aset Anda.

Ketika kondisi tampak tidak stabil, Anda cukup mengurangi jumlah investasi Anda hingga kondisinya kembali stabil.

Cermat mengamati pergerakan pasar adalah kuncinya. Anda juga dapat mencoba jenis investasi potensial yang mungkin tidak disadari banyak orang. ***

 

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah