PORTAL PROBOLINGGO - Selain berkumpul bersama keluarga dan menyajikan aneka hidangan khas, Tahun Baru Imlek tak lepas dari pertunjukan Barongsai.
Tarian tradisional Tiongkok yang dilakukan oleh setidaknya dua orang dalam satu sarung yang menyerupai singa dalam bentuk boneka ini kerap tampil di berbagai kelenteng, pawai, atau bahkan di pusat perbelanjaan.
Barongsai bagi masyarakat mungkin adalah hiburan di kala Tahun Baru Imlek. Namun, dalam cerita yang konon terjadi ribuan tahun lalu, barongsai memiliki makna tersendiri dengan versi yang berbeda.
Baca Juga: Gempa Bumi Lagi-lagi Mengguncang Seluma Bengkulu, BMKG Beri Arahan Seperti Ini
Dikutip dari berbagai sumber, saat musim semi tiba di Tiongkok, atau tepatnya saat Imlek, adalah waktu para Dewa dan Dewi untuk menghadap Raja Langit atau Raja Kayangan.
Karena Dewa dan Dewi yang tidak menjaga bumi, datanglah para roh jahat atau setan yang berniat mengganggu manusia.
Hal itu membuat penduduk takut, sehingga terciptalah ide untuk memainkan kostum barongsai yang sebelumnya telah dibacakan doa di tempat-tempat ibadah atau kelenteng dengan tambahan atribut kostum serba warna merah atau warna cerah lainnya, angpao, serta kembang api dan petasan demi mengusir roh-roh jahat tersebut.
Baca Juga: BTS Kembali Ukir Prestasi, Dynamite Versi Koreografi Jadi MV ke-31 yang Capai 100 Juta Penayangan
Artikel Rekomendasi