Ulangi Klaim Tak Berdasarnya di Georgia, Trump Berpotensi Rusak Reputasi Partai Republik

6 Desember 2020, 18:14 WIB
Donald Trump /Instagram/@realdonaldtrump

PORTAL PROBOLINGGO - Pada Sabtu, 5 Desember 2020 Trump kembali melakukan kampanye bersama timnya. Kali ini bukan menyerukan kecurangan pemilu seperti sebelum-sebelumya, melainkan untuk mendukung dua anggota Partai Republik yang menghadapi pemilu putaran kedua Januari mendatang yang nantinya akan menentukan otoritas atas Senat AS.
 
Dalam kampanye tersebut, Trump bersama ibu negara Melania Trump muncul di bandara regional di Valdosta, di daerah Lowndes, Georgia selatan yang merupakan wilayah pemenangan Partai Republik.
 
Pada awalnya, Trump menyerukan bahwa bahwa kedatangannya ke Georgia selatan adalah untuk mempromosikan dua senator yang akan menghadapi pemilu putaran kedua. 
 
Namun, apa yang dilakukan Trump di depan publik tak hanya sebatas kampanye. Ia lantas kembali mengungkit tentang kecurangan yang meluas dalam pemilihan presiden dan menghubungkannya dengan putaran kedua pemilu.
 
Baca Juga: KPK Menetapkan Mensos Juliari Batubara Sebagai Tersangka, Netizen Heboh Luhut Jadi Menteri Pengganti
 
"Mereka menipu dan mencurangi pemilihan presiden, tetapi kami tetap akan memenangkannya. Dan mereka akan mencoba mencurangi pemilihan ini juga," kata Trump kepada kerumunan. 
 
Kalimat Trump itu mendapat dukungan dari banyak orang dalam kerumunan dengan meneriakkan kata-kata: "Kami mencintaimu!" dan "Empat Tahun Lagi!"
 
Sebelumnya, pejabat negara bagian dan federal di seluruh negeri menolak klaim dan berbagai gugatan hukum kampanye yang dilakukan Trump karena tidak menemukan bukti berarti.
 
Dalam kampanye itu, Trump melarang Gubernur Gerogia dari Partai Republik Brian Kemp yang mendapat dukungan penuh darinya saat pencalonannya pada tahun 2018 untuk ikut dengannya. 
 
Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG! Link Live Streaming MAMA 2020 di Youtube hingga JOOX, Ada BTS, TXT, ENHYPEN dll
 
Penyebabnya adalah Kemp yang telah mengesahkan kemenangan Biden dengan lebih dari 10.000 suara di Georgia sehingga menyulut amarah Trump.
 
Kronologinya dimulai ketika Trump menelepon Kemp dari Gedung Putih untuk memintanya membatalkan hasil pemilu di Georgia.  
 
Namun, Kemp dikabarkan menolak.Penolakan itu disampaikan juga dalam cuitan Kemp di twitter. Dalam cuitan itu disebutkan Trump mendesak Kemp untuk segera meminta special session dari legislatif.
 
Trump juga meyakinkan mereka yang menonton kampanyenya bahwa kecurangan itu dapat dihentikan jika Kemp melakukan apa yang diperintahkan presiden. 
 
Baca Juga: Mensos Juliari Batubara Jadi Tersangka, Sekjen PDIP Beberkan Perintah Megawati, Ternyata Begini!
 
Menurut Tweet dari Kemp, Trump juga memintanya untuk memerintahkan audit tanda tangan pada amplop surat suara yang kosong di Georgia. 
 
Kemp tentu saja tidak bisa melakukannya karena ia tidak memiliki wewenang untuk ikut campur dalam proses pemilihan atas nama Trump.
 
Dengan klaim tak berdasarnya yang terus ia ulangi, Trump pada hari Jumat, 4 Desember 2020 meyakini hal itu akan "membuka mata" para pendukung Partai Republik di Georgia menjelang pemilihan Senat.
 
Berbeda dengan Trump, banyak pengamat mengatakan bahwa klaim tak berdasar Trump atas kecurangan pemilu dapat mengurangi jumlah pemilih dari Partai Republik yang artinya akan memberi keuntungan kepada Jon Ossoff dan Raphael Warnock, senator asal Partai Demokrat yang menjadi penantang senator Kelly Loeffler dan David Perdue.
 
Baca Juga: Lirik Lagu Oemar Bakri, Beserta Chord atau Kunci Gitar
 
Jika Ossoff dan Warnock menang, Senat akan dibagi 50-50, suara Kamala Harris sebagai wakil presiden akan dapat memberi kendali kepada Demokrat dan hasil polling dari kompetisi politik itu menjadi lebih ketat.
 
Hal yang lebih disayangkan adalah bahwa sikap keras kepala Trump ini seolah mendapat dukungan para anggota Kongres dari Partai Republik. 
 
Hal itu terbukti dari Washington Post pada hari Sabtu yang menunjukkan bahwa hanya 26 dari 249 perwakilan Partai Republik dan senator yang mengakui kemenangan Biden.
 
Sejauh ini performa Partai Demokrat dapat dibilang kurang baik dalam pemilihan Senat, DPR, dan negara bagian.
 
Baca Juga: Galih Potensi Wisata, Pemprov Jawa Barat Gelar Explore Jabar 2020
 
Hal itu membuat pemilu putaran kedua di Georgia menjadi sangat penting untuk keseimbangan kekuasaan karena para pemimpin berupaya menyetujui stimulus dan langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk mengatasi pandemi Covid-19 dan penurunan ekonomi yang menyertainya.***
 

Editor: Elita Sitorini

Tags

Terkini

Terpopuler