Jadi CEO Baru Amazon, Andy Jassy Harus Hadapi 5 Tantangan Ini

5 Februari 2021, 11:16 WIB
Andy jassy. //twitter.com/ankithharathi
 
POTAL PROBOLINGGO - Andy Jassy akan menggantikan posisi Jeff Bezos sebgai CEO baru Amazon. 
 
Dalam kurun waktu 25 tahun sejak 1995 hingga 2020, toko buku online sederhana yang dibangun oleh Jeff Bezos kini berubah menjadi raksasa e-commerce senilai $ 1,7 triliun yang menjual segala jenis kebutuhan dan bisa diakses di seluruh dunia.
 
Pada hari Selasa, Amazon mengumumkan bahwa Bezos akan mengundurkan diri musim panas ini dan akan duduk di kursi ketua eksekutif sehingga dia dapat fokus pada pengembangan produk Amazon. 
 
Baca Juga: Nominasi Golden Globes 2021, 3 Wanita Dinominasikan Menjadi Sutradara Terbaik Salah Satunya dari Asia
 
Meskipun Bezos diperkirakan masih memainkan peran besar di perusahaan, Andy Jessy sebagai CEO baru Amazon dikatakan akan mewarisi banyak tantangan, beberapa di antaranya:
 
1. Menumbuhkan pengawasan terhadap praktik bisnis Amazon
 
Regulator di seluruh dunia sedang memeriksa praktik bisnis Amazon, khususnya terkait cara Amazon mendapatkan informasi bisnis. 
 
Bezos mengatakan pada sidang di depan Kongres musim panas lalu, meskipun Amazon memiliki kebijakan yang mencegah karyawan mengakses data penjual, dia tidak dapat menjamin bahwa kebijakan tersebut tidak dilanggar.
 
Baca Juga: Berapa Jumlah Negara ASEAN Sekarang? Daftar Lengkap Nama, Tahun Masuk, dan Ibukota Negara ASEAN
 
Amazon telah menjadi subjek investigasi, dimana sebelumnya regulator Uni Eropa mengajukan dakwaan pada bulan November, menuduh Amazon menggunakan aksesnya untuk memperoleh data dari penjual pihak guna mendapatkan keuntungan. 
 
Sebuah laporan oleh Komite Kehakiman pada bulan Oktober menyerukan kemungkinan adanya pembubaran Amazon. 
 
Hal ini tentunya akan empersulit Amazon untuk mengakuisisi bisnis lain dan memberlakukan aturan baru untuk melindungi persaingan pasar. 
 
Baca Juga: Apple akan Masuk Kedalam Industri Otomotif? Liga Baru untuk Produk Apple
 
2. Masalah Pekerja di Amazon
 
Pandemi yang telah melanda setahun belakangan ini mengungkap bagaimana Amazon memperlakukan pekerjanya. 
 
Pekerja harus mengemas dan mengirim barang tanpa dibekali masker dan peralatan pelindung yang memadai, sehingga menyebabkan banyak orang yang sakit.
 
Pada hari Selasa, di hari yang sama Bezos mengatakan dia akan mundur, Komisi Perdagangan Federal AS memerintahkan Amazon untuk membayar denda hampir $ 62 juta. 
 
Baca Juga: 5 Amalan yang Dianjurkan Rasulullah di Hari Jumat
 
Amazon diduga tidak membayarkan uang insentif kepada supir pengantar barang mereka. 
 
Investigasi lebih lanjut kemungkinan akan dilakukan, mengingat Amazon adalah perusahaan swasta terbesar kedua setelah Walmart. 
 
Tahun lalu saja, Amazon mempekerjakan 500.000 orang, sehingga total tenaga kerjanya hampir 1,3 juta.
 
3. Mengembangkan Amazon Web Services
 
Amazon Web Service (AWS) masih menjadi penyedia layanan 'cloud computing' No. 1, namun persaingan terus meningkat, terutama dari Microsoft. 
 
Baca Juga: Tak Kuat Bertahan saat Pandemi, Ramai Hotel DIjual di Marketplace
 
Microsoft secara agresif berusaha menjual kontrak besar kepada beberapa pengusaha dan pemerintah. Tahun lalu, Amazon kalah terhadap Microsoft atas kontrak multi-miliar dolar dengan pemerintah AS. 
 
Jassy yang sebelumnya memang berasal dari AWS, mungkin menjadi indikasi bagi Amazon dalam mentarget pertumbuhannya di masa depan. 
 
Tahun lalu, sekitar 60% dari total keuntungan yang diperoleh Amazon berasal dari AWS.
 
Baca Juga: Laga Barcelona Kontra PSG Semakin Makin Dekat, Kedua Klub Kian Memanas
 
4. Ancaman ritel terhadap Amazon
 
Amazon menghadapi ancaman perusahaan ritel besar seperti Walmart, yang menggunakan toko mereka sendiri sebagai pusat pengiriman.
 
Keunggulan yang dimiliki Amazon tentu tidak dapat dipungkiri. Amazon menyumbang sekitar 40% dari seluruh pembelian online di AS tahun lalu. 
 
Walmart di tempat kedua dengan 5,8%, disusul eBay dengan 4,9% dan Apple dengan 3%, menurut riset perusahaan eMarketer. 
 
Meskipun demikian, para analis mengatakan bahwa ritel 'Big Box' mempersenjatai toko mereka untuk memberi tekanan pada Amazon dan memaksa mereka untuk menambahkan lebih banyak lagi pusat distribusi. 
 
Baca Juga: Sinopsis ‘Dear.M’, Drama Terbaru yang di bintangi Lee Jin Hyuk dan Woo Davi
 
5. Jeff Bezos tetap menjadi pemegang saham terbesar Amazon
 
Amazon telah menjelaskan bahwa Bezos masih menjadi pemegang saham terbesar perusahaan, memberinya banyak kekuasaan atas perusahaan yang dia dirikan pada tahun 1995. 
 
Ketegangan dapat saja muncul ketika mantan CEO masih memiliki andil dalam bisnis, kata Jason Schloetzer, seorang profesor bisnis di Sekolah Bisnis McDonough Universitas Georgetown. 
 
Andy Jassy sebagai CEO baru mungkin ingin mengakhiri beberapa inisiatif Bezos atau sebaliknya.
 
Schloetzer mengatakan Amazon harus menyusun struktur kepemimpinan agar tidak terjadi tumpang tindih kekuasaan antara Bezoz dan Jassy. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Time

Tags

Terkini

Terpopuler