Joe Biden Menegaskan Masih Tidak Akan Membatalkan Kesepakatan Dagang Fase 1 dengan Tiongkok

- 3 Desember 2020, 08:50 WIB
Joe Biden
Joe Biden /Instagram.com/@joebiden


PORTAL PROBOLINGGO - Joe Biden sebagai presiden terpilih AS menegaskan bahwa dia masih tidak akan segera membatalkan perjanjian perdagangan yang dibuat oleh Presiden Donald Trump dengan Tiongkok atau mengambil langkah-langkah untuk menghapus tarif ekspor Tiongkok.

Dalam sebuah wawancara dengan kolumnis Times Thomas Friedman, Biden mengatakan bahwa prioritas utamanya adalah mendapatkan paket stimulus yang murah hati melalui Kongres, bahkan sebelum dia mengambil alih kekuasaan.

“Saya tidak akan segera bergerak (untuk membatalkan perjanjian), dan hal yang sama berlaku untuk tarif (ekspor). Saya tidak akan mengurangi pilihan saya,” kata Biden kepada Friedman sebagaimana dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari Reuters.

Baca Juga: Jelang Vaksinasi Covid-19, Pemerintah Terus Pastikan Kesiapan Sarana Prasarana

Biden juga menjelaskan bahwa dia akan mengejar kebijakan yang menargetkan 'praktik kasar' transfer teknologi dari perusahaan AS ke mitra Tiongkok.

Namun dia juga menekankan perlunya memfokuskan upaya pemerintah pada investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi, infrastruktur dan pendidikan, yang kelak akan memungkinkan perusahaan  AS untuk bersaing secara sehat dengan Tiongkok.

"Saya ingin memastikan kita akan berjuang mati-matian dengan berinvestasi di Amerika dulu," kata Biden.

Baca Juga: 3 Jenis Makanan yang Ampuh Membantu Mencegah Pilek dan Flu

Juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, Hua Chunying, menanggapi komentar Biden tersebut dengan menegaskan kembali bahwa perdagangan antara kedua negara harus saling menguntungkan.

"Masalah perdagangan harus ditangani dengan semangat saling menghormati dan konsultasi yang setara," katanya dalam jumpa pers pada hari Rabu, 2 Desember 2020 kemarin.

Di bawah perjanjian Fase 1 yang ditandatangani tahun ini, Tiongkok setuju untuk meningkatkan pembelian produk dan layanan Amerika setidaknya sebesar $ 200 miliar (sekitar 2 triliun rupiah) selama tahun 2020 dan 2021.

Baca Juga: Gunung Semeru Waspada Level II, Tim Gabungan Siaga Penuh Lakukan Penanganan

Kesepakatan itu juga memberlakukan tarif 25% pada serangkaian barang industri dan komponen Tiongkok senilai $ 250 miliar (sekitar 3 triliun rupiah) yang digunakan oleh produsen AS. Tiongkok juga memberlakukan tarif atas lebih dari $ 100 miliar (sekitar 1 triliun rupiah) barang AS.

Dan mengenai Iran, Biden berpegang pada pandangannya bahwa pemerintahannya akan mencabut sanksi jika Teheran kembali patuh dengan kesepakatan nuklir.

Baca Juga: Bacaan Doa Untuk Kedua Orang Tua Lengkap Arab, Latin dan Terjemahnya

"Dalam konsultasi dengan sekutu dan mitra kami, kami akan terlibat dalam negosiasi dan perjanjian lanjutan untuk memperketat dan memperpanjang (sanksi) program rudal dan nuklir Iran," pungkas Biden. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x