Ubah Prioritas Vaksinasi, Trump Tuai Banyak Kecaman, Dinilai Langgar Pedoman Covid-19

- 14 Desember 2020, 17:44 WIB
Donald Trump.
Donald Trump. /Instagram/@realdonaldtrump

PORTAL PROBOLINGGO - Presiden Donald Trump pada hari Minggu, 13 Desember mengganti kebijakan prioritas vaksinasi dan meminta agar vaksin Covid-19 diberikan pada pejabat tinggi pemerintah lebih dahulu. 
 
Padahal, jumlah vaksin yang tersedia saat ini terbatas untuk tenaga medis, para lansia di panti jompo, dan pekerja di tempat-tempat perawatan/kesehatan.
 
Dikutip dari Hufftington Post, Pengumuman Trump itu muncul setelah pihak Gedung Putih mengonfirmasi bahwa para pejabat senior AS, mereka yang bekerja di dekat Trump dan Wakil Presiden Mike Pence, akan ditawari vaksin Covid-19 secepatnya minggu ini.
 
 
Trump sendiri mengatakan melalui Twitternya bahwa ia tidak masuk dalam daftar orang yang diprioritaskan. "Saya tidak dijadwalkan untuk mendapat vaksin, tetapi berharap untuk melakukannya pada waktu yang tepat," tulisnya melalui Twitter. 
 
Berita bahwa staf Gedung Putih akan menerima vaksin lebih awal lantas menuai kritik di media sosial. Menurut warganet, Trump dan para pembantunya sekali lagi melanggar pedoman Covid-19 yang dikeluarkan oleh pemerintahannya sendiri
 
Kritikan itu juga mengarah pada pesta liburan yang diadakan di Gedung Putih dengan pengunjung yang telihat tidak memakai masker pada Desember ini.
 
 
Para pejabat mengatakan bahwa setelah vaksin Pfizer disetujui nantinya akan diberikan pada mereka yang bekerja secara dekat dengan para pemimpin tertinggi negara. 
 
Alasannya adalah untuk mencegah lebih banyak penyebaran Covid-19 di Gedung Putih dan orang-orang di fasilitas-fasilitas penting lainnya. 
 
"Pejabat senior di ketiga cabang pemerintahan akan menerima vaksinasi sesuai dengan kelangsungan protokol pemerintah yang ditetapkan dalam kebijakan eksekutif," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Ulyot. 
 
 
Ulyot berharap bahwa warga AS bisa bersabar dan yakin bahwa mereka akan menerima vaksin seperti apa yang diterima para pejabat di awal.   
 
Dua orang pejabat yang disebutkan Ulyot berbicara dengan syarat pemberitaan anonim (tanpa nama) karena mereka tidak berwenang untuk membahas masalah tersebut secara terbuka. 
 
Langkah untuk memvaksinasi pejabat tinggi AS sejalan dengan peluncuran mesin uji cepat virus Corona yang juga dikendalikan oleh pemerintah federal beserta perlengkapannya guna melindungi kompleks Gedung Putih dan fasilitas penting lainnya.
 
 
CDC menyebitkan bahwa pihak mereka belum punya cukup informasi untuk menentukan apakah mereka yang pernah terjangkit Covid-19 juga harus mendapatkan vaksin.
 
Salah satu orang dalam Gedung Putih yang masih aman dari infesi virus adalah Wapres Mike Pence yang sedang menunggu hasil diskusi para pembantunya soal kapan dan bagaimana dia harus menerima vaksin itu dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik terhadap vaksin.
 
Seperti yang banyak diberitakan, vaksin Pfizer membutuhkan dua dosis yang diberikan dengan jarak tiga minggu.
 
 
Itu artinya, pejabat di pemerintahan Trump akan menerima vaksin untuk kedua kalinya beberapa minggu sebelum meninggalkan kantor.
 
Sementara itu, pembantu Joe Biden juga telah membahas kapan dan bagaimana presiden terpilih menerima vaksin.
 
Mereka juga telah menetapkan rencana untuk meningkatkan perlindungan dari virus di West Wing guna menjaga kesehatan anggota Partai Demokrat yang berusia 78 tahun itu.***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x