Bom Mobil Kembali Meledak Di Suriah, 12 Orang Tewas

- 1 Februari 2021, 10:36 WIB
Ilustrasi ledakan.
Ilustrasi ledakan. /unsplash/kingmaphotos

 

PORTAL PROBOLINGGO - Terjadi sebuah dua ledakan bom mobil di barat laut Suriah pada 31 Januari 2021, pada insiden ini setidaknya menelan korban tewas 12 orang dan 29 orang lainnya luka-luka. 

Ledakan berturut-turut pada hari Minggu terjadi di kota Azaz dan desa lain sekitar 50 km (30 mil) jauhnya, kedua daerah yang dikuasai oleh pejuang pemberontak Suriah yang bersekutu dengan Turki.

Turki dan pejuang sekutu Suriah mengendalikan sebagian besar Suriah utara, dan berselisih dengan pasukan pemerintah dan pasukan pimpinan Kurdi, yang dianggap "teroris" oleh Ankara.

Baca Juga: Keren! SBY Ciptakan Lagu Bersama Tohpati Spesial untuk Kita, Berikut Liriknya

Pertahanan Sipil Suriah, sebuah kelompok sukarelawan yang dikuasai pemberontak, mengatakan telah terjadi 11 ledakan di barat laut negara itu sejak awal Januari, dimana setidaknya ada 11 orang yang terbunuh.

Secara terpisah, kantor berita negara Suriah SANA mengatakan seorang warga Suriah tewas pada hari Minggu dan empat lainnya cedera di kota Hassakeh di timur laut, provinsi Deir Az Zor.

Setelah Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi melepaskan tembakan ke arah demonstran pro-pemerintah yang memprotes. Daerah tersebut dikenal sebagai pusat keamanan dan dikendalikan oleh pasukan pemerintah.

Baca Juga: Penantian Shawol Usai, SHINee Akhirnya Rilis Teaser Album Comeback

Kantor berita yang dikelola Kurdi, Hawar, mengatakan pasukan keamanan di sebuah pos pemeriksaan di kota itu diserang, mendorong anggotanya untuk menanggapi sumber serangan. Bentrokan itu menyebabkan kematian seorang anggota keamanan pemerintah, kata badan itu.

Kurdi adalah etnis minoritas terbesar di Suriah, telah membuat daerah semi-otonom di timur laut Suriah sejak dimulainya perang pada tahun 2011. Di daerah tersebut, mereka menjalankan urusan mereka sendiri dan mengontrol sebagian besar sumber daya minyak negara.

Di kota Hassakeh dan Qamishli, mereka berbagi kendali dengan pasukan pemerintah - yang berada di zona keamanan, dekat bandara dan sekitarnya. Kedua kota tersebut memiliki populasi Kurdi yang cukup besar.

Baca Juga: Bicara tentang Anak Pertamanya, Katy Perry: Dia Mengubah Hidupku

Tidak ada komentar langsung dari pasukan Kurdi. Tetapi para pejabat Kurdi sebelumnya mengatakan mereka bereaksi terhadap pasukan pemerintah yang telah melakukan pengepungan dan mengganggu lingkungan yang didominasi Kurdi di provinsi Aleppo barat laut.

Rusia, yang melakukan patroli di timur laut Suriah dan merupakan pendukung utama pemerintah Suriah, telah menawarkan untuk menengahi antara pasukan Kurdi dan pemerintah.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan pasukan pemerintah telah mengepung daerah Kurdi di barat laut Aleppo selama berbulan-bulan, menahan pasokan makanan dan persediaan medis masuk.

Baca Juga: PT. SBB OPPO Manufacturing Indonesia Buka Lowongan Untuk Minimal D3, Cek Persyaratannya

Pasukan Kurdi menanggapi dengan melakukan pengepungan di daerah yang dikuasai pemerintah di Hassakeh dan di tingkat yang lebih rendah di Qamishli selama 21 hari terakhir.

Observatorium mengatakan tidak jelas apakah orang yang terbunuh di Hassakeh adalah warga sipil atau anggota pasukan pemerintah. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah