PORTAL PROBOLINGGO - Sebuah laporan Amnesty International mengatakan tentara dari Eritrea secara sistematis membunuh ratusan orang dalam pembantaian pada akhir November di kota Axum, Ethiopia.
Melansir dari ABC News, laporan yang dirilis hari jumat tersebut membeberkan temuan dari sebuah cerita Associated Press minggu lalu dan mengutip lebih dari 40 saksi.
Ketika tekanan terhadap Ethiopia meningkat atas apa yang mungkin menjadi pembantaian paling mematikan dari konflik Tigray, kantor perdana menteri mengumumkan bahwa "badan-badan kemanusiaan sekarang telah diberikan akses tak terbatas untuk bantuan di wilayah tersebut."
Baca Juga: Inilah 12 Jenis Tanaman Hias Termahal Bulan Februari 2021, Ada yang Ratusan Juta Rupiah
Ia menambahkan bahwa pemerintah "menyambut baik bantuan teknis internasional untuk melakukan penyelidikan (atas dugaan pelanggaran) serta mengundang potensi untuk bekerja sama dalam penyelidikan bersama."
Namun pemerintah menuduh laporan Amnesty hanya mengandalkan "sedikit informasi", dan mengatakan kelompok hak asasi manusia seharusnya mengunjungi wilayah Tigray.
Amnesty mengatakan telah meminta izin dari pemerintah pada bulan Desember dan tidak pernah mendapat tanggapan. "Seperti yang Anda ketahui, tidak ada pemantau hak asasi manusia independen yang diizinkan di wilayah tersebut sejak konflik dimulai," kata juru bicara Conor Fortune dalam email kepada AP.
Yang terpenting, kepala Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia yang dibentuk pemerintah, Daniel Bekele, mengatakan bahwa temuan Amnesti "harus ditanggapi dengan sangat serius."
Penemuan awal komisi itu sendiri "menunjukkan pembunuhan sejumlah warga sipil yang belum diketahui oleh tentara Eritrea" di Axum, kata pernyataan itu.
Artikel Rekomendasi