Di Duga Lalai Gudang Senjata di Barak Militer Guinea Khatulistiwa Meledak, 600 Orang Mengalami Luka-luka

- 8 Maret 2021, 10:25 WIB
Ilustrasi Ledakan.
Ilustrasi Ledakan. /Pixabay/olga1205

PORTAL PROBOLINGGO - Ledakan besar tejadi di barak militer Guinea Ekuatorial pada minggu 7 Maret 2021 pukul 16.00 waktu setempat.
 
Akibatnya terjadi serangkaian ledakan besar akibat kelalain penanganan dimanit di barak militer di Guinea Khatulistiwa.
 
Setidaknya dilaporkan bahwa lebih dari 600 orang luka-luka dan 20 orang tewas atas insiden ledakan besar yang terjadi di barak militer di Guinea Khatulistiwa.
 
 
"Kelalaian penanganan dinamit",  pernyataan Presiden Teodoro Obiang Nguema Mbasogo.
 
Teodoro Obiang Nguema Mbasogo mengatakan, akibat dari kelalaian menyebabkan hampir semua bangunan rusak di kota utama negara Guinea Ekuatorial.
 
Lanjut Teodoro, ledakan terjadi pada pukul 16.00 di barak di sekitar Mondong Nkuantoma di Bata.
 
Atas insiden ini kementerian pertahanan merilis pernyataan pada Minggu malam yang mengatakan bahwa kebakaran di gudang senjata di barak menyebabkan ledakan amunisi kaliber tinggi. 
 
 
Diketahui saat ini jumlah korban  sementara adalah 20 orang tewas dan 600 luka-luka akibat kejadian tersebut.
 
Selanjutnya, Kementrian pertahanan Guinea Khatulistiwa menyatakan bahwa pihaknya sepenuhnya akan meyelidiki insiden yang meyebabkan 20 orang tewas ini. Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari The guardian.
 
Akibatnya gumpalan asap besar mengepul di atas lokasi ledakan, dugaan sementara setidaknya terjadi lima kali ledakan. 
 
Diketahui dari siaran TV lokal atas kejadian tersebut membuat masyarakat berhamburan keluar rumah guna menyelamatkan diri.
 
 
 "Kami tidak tahu apa yang terjadi, tetapi semuanya hancur."ungkapnya.
 
Kementerian kesehatan mengatakan bahwa para petugas sedang merawat warga yang terluka di lokasi kejadian yang di fasilitasi oleh tenaga medis.
 
Pihaknya masih khawatir tentang nasib orang-orang yang masih terkubur dibawah reruntuhan akibat insiden tersebut.
 
Presiden Teodoro Nguema Obiang Mangue dan wakil presiden akan bertanggung jawab atas pertahanan dan keamanan akibat ledakan.
 
 
Selain itu, dirinya yang ditemani pengawalnya  muncul dalam tayangan televisi di tempat ledakan sedang memeriksa kerusakan.
 
Teodorin, begitu ia dikenal, semakin dipandang sebagai penerus yang ditunjuk presiden di negara Afrika Tengah yang kaya minyak itu.
 
Bata adalah kota terbesar, dengan sekitar 800.000 dari 1,4 juta penduduk negara tinggal di sana - kebanyakan dari mereka dalam kemiskinan. Meskipun terletak di daratan utama, ibu kota Malabo berada di Bioko, salah satu pulau di negara itu di lepas pantai Afrika barat.
 
Guinea Khatuliswa telah dikuasai oleh Obiang Nguema yang berusia 78 tahun selama hampir 42 tahun. 
 
 
Tokoh oposisi dan organisasi internasional secara teratur menuduhnya melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
 
Seorang dokter yang menghubungi TVGE, yang dipanggil dengan nama depannya, Florentino, mengatakan ledakan itu adalah "momen krisis" dan rumah sakit itu penuh sesak.
 
Dia mengatakan pusat olahraga yang didirikan untuk pasien Covid-19 akan digunakan untuk menerima kasus yang tidak terlalu serius.
 
 
Penyiar Radio Macuto mengatakan di Twitter bahwa orang-orang dievakuasi hingga 4 km di luar kota karena asapnya mungkin berbahaya.
 
Setelah ledakan tersebut, Kedutaan Besar Spanyol di Guinea Khatuliswa merekomendasikan di Twitter bahwa warga negara Spanyol untuk tinggal dirumah
 
"Tinggal di rumah mereka," ungkapnya.***
 

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x