Prancis dan Jerman Melakukan Lockdown Ketika Gelombang COVID-19 Ke-2 menyapu Eropa

- 29 Oktober 2020, 11:18 WIB
Emmanuel Macron/tangkap layar youtube/FRANCE 24 English
Emmanuel Macron/tangkap layar youtube/FRANCE 24 English /Emmanuel Macron/tangkap layar youtube/FRANCE 24 English/
 



PORTAL PROBOLINGGO
 - Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman, Angela Merkel memerintahkan negara mereka kembali melakukan lock down pada Rabu 28 Oktober 2020, ketika gelombang kedua dari virus corona mengancam akan membanjiri Eropa sebelum musim dingin.

"Virus itu beredar dengan kecepatan yang bahkan tidak diantisipasi oleh ramalan yang paling pesimistis,"kata Macron dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Seperti semua tetangga kami, kami tenggelam oleh percepatan virus yang tiba-tiba," katanya. 
 
Baca Juga: Berwisata ke Bukittinggi? Jangan Lupa Kunjungi Jam Gadang, Berikut Fakta-Fakta Jam Gadang

“Kita semua berada di posisi yang sama, dibanjiri gelombang kedua yang kita tahu akan lebih sulit, lebih mematikan daripada gelombang pertama,"

"Saya telah memutuskan bahwa kita harus kembali melakukan lockdown untuk menghentikan virus," tambahnya. 

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari reuters, di bawah peraturan Prancis, keputusan tersebut baru berlaku pada hari Jumat 30 Oktober 2020, warga akan diminta untuk tinggal di rumah mereka kecuali untuk membeli barang-barang penting, mencari pertolongan medis, atau berolahraga hingga satu jam sehari.
 
Baca Juga: Lama Tak Terdengar Kabarnya, Gong Yoo Kembali Bermain di Film Seo Bok

Mereka akan diizinkan untuk bekerja jika majikan mereka menganggap tidak mungkin bagi mereka untuk melakukan pekerjaan itu dari rumah dan  sekolah akan tetap buka.

Siapapun yang meninggalkan rumah, harus membawa dokumen yang dapat diperiksa oleh polisi.

Sementara itu, Jerman akan menutup bar, restoran, dan teater mulai 2-30 November berdasarkan langkah-langkah yang disepakati antara Merkel dan kepala pemerintah daerah. Sekolah akan tetap buka, dan toko akan diizinkan beroperasi dengan batasan akses yang ketat.
 
Baca Juga: 10 Kata-Kata Cinta dan Ucapan Maulid Nabi, Pas Banget Dibagikan di Media Sosial

"Kami perlu mengambil tindakan sekarang," kata Merkel.

"Sistem kesehatan kita masih dapat mengatasi tantangan hari ini, tetapi dengan kecepatan infeksi ini, ia akan mencapai batas kapasitasnya dalam beberapa minggu,"tambahnya.

Menteri keuangan Jerman, Olaf Scholz, memposting di Twitternya, "November akan menjadi bulan kebenaran. Meningkatnya jumlah infeksi yang memaksa kami untuk mengambil tindakan pencegahan yang keras untuk mematahkan gelombang kedua."
 
Baca Juga: Sinopsis Film Empire State Tayang di Bioskop TransTV, Dibintangi Liam Hemsworth dan Dwayne Johnson

Prancis telah melonjak di atas 36.000 kasus baru setiap hari. Jerman, yang sebelumnya tidak terlalu terdampak covid 19, dibandingkan tetangganya di Eropa awal tahun ini, telah mengalami peningkatan kasus secara eksponensial.

Dalam upaya untuk mengurangi dampak ekonomi, Jerman akan menyisihkan hingga 10 miliar euro ($ 12 miliar) untuk mengganti sebagian perusahaan atas kehilangan penjualan.

Angka terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia pada Selasa 27 Oktober 2020 menunjukkan Eropa melaporkan 1,3 juta kasus baru dalam tujuh hari terakhir, hampir setengah dari 2,9 juta yang dilaporkan di seluruh dunia, dengan lebih dari 11.700 kematian, naik 37 persen dari minggu sebelumnya.
 
Baca Juga: Khutbah Jumat Tema Maulid Nabi Muhammad SAW, ada 3 Pilihan

Sejauh ini, lebih dari 42 juta kasus dan lebih dari 1,1 juta kematian telah tercatat di seluruh dunia akibat virus tersebut, yang pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan di China tengah pada akhir tahun lalu.***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x