PORTAL PROBOLINGGO - Setelah empat tahun berlalu, Amerika Serikat kembali menggelar pemilihan presiden pada Selasa, 3 November 2020.
Pilpres AS ini menggunakan sistem pemungutan suara lebih awal di beberapa negara bagian untuk menghindari pertumbuhan angka korban Covid-19 selama pandemi.
Saat ini penghitungan suara masih berlangsung untuk menentukkan presiden Amerika Serikat di antara dua kandidat, yaitu Joe Biden dari partai Demokrat dan Donald Trump dari partai Republik.
Baca Juga: Khutbah Jumat yang Berkaitan dengan Sejarah, Cocok Disampaikan Jelang Hari Pahlawan
Pada Rabu, 4 November 2020, Trump memberikan pidato di istana negara AS dan mengatakan bahwa dia ingin menghentikan proses penghitungan suara pilpres AS karena merasa dicurangi penghitungan suaranya, meskipun tidak ada bukti yang cukup kuat tentang itu.
Menanggapi hal tersebut manajer kampanye Biden, Jennifer O’Malley buka suara.
Menurutnya, pernyataan Trump untuk menghentikan penghitungan suara itu sangat keterlaluan. Hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak benar.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Sebut Banyak yang Tidak Baca UU Cipta Kerja, Haris Azhar: Kenapa Disahkan?
“Ini merupakan sesuatu yang keterlaluan atas upayanya untuk mengambil hak-hak demokratis warga negara Amerika,” tutur Jennifer O'Malley sebagaimana dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari The Guardian.
Artikel Rekomendasi