Sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Aisyah RadhiyaAllahu ‘anhu, yang berbunyi sebagai berikut:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي يَعْفُورٍ عَنْ أَبِي الضُّحَى عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ.
Artinya: “Apabila Nabi Muhammad SAW memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadan), beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya”. (HR. Bukhori)
Pada Hadist lain yang diriwayatkan Imam Muslim dari Ibn Umar, disebutkan bahwa:
وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ – رضى الله عنهما – أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْمَنَامِ فِى السَّبْعِ الأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِى السَّبْعِ الأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى السَّبْعِ الأَوَاخِرِ ».
Artinya: ”Dari Ibn Umar, bahwa ada beberapa orang dari sahabat Nabi Muhammad SAW yang diperlihatkan Lailatul Qadar dalam mimpi mereka pada tujuh hari terakhir. Maka Rasulullah bersabda, ‘Aku memandang bahwa mimpi kalian tentang Lailatul Qadar tepat terjadi pada tujuh malam terakhir, maka siapa yang mau mencarinya, lakukanlah pada tujuh malam terakhir.” (HR. Muslim).
Para ulama kemudian berusaha melakukan penelitian dari pengalaman sejumlah ulama dan pengalaman para sahabat dalam menemukan malam kemuliaan, Lailatul Qadar.
Abu Hamid Al Ghazali merupakan ulama yang tegas mengatakan bahwa ada kaidah untuk mengetahui kapan turunnya malam Lailatul Qadar
Artikel Rekomendasi