Sejarah Kota Probolinggo Hingga Terkenal dengan Sebutan Banger Pada Masanya

- 4 Februari 2021, 12:48 WIB
Kantor Walikota Probolinggo
Kantor Walikota Probolinggo //Facebook/Probolinggo

PORTAL PROBOLINGGO - Probolinggo merupakan salah satu kota terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur. Kabupaten ini dikelilingi oleh pegunungan Tengger, Gunung Semeru, dan Gunung Argopuro.

Baca Juga: Tembus Satu Juta Kematian Akibat Covid-19, Jakarta Siap Perluas Area Pemakaman

Kabupaten Probolinggo mempunyai semboyan "Prasadja Ngesti Wibawa". Makna semboyan: Prasadja berarti: bersahaja, blaka, jujur, bares, dengan terus terang, Ngesti berarti: menginginkan, menciptakan, mempunyai tujuan, Wibawa berarti: mukti, luhur, mulia. "Prasadja Ngesti Wibawa" berarti: Dengan rasa tulus ikhlas (bersahaja, jujur, bares) menuju kemuliaan. Kota Probolinggo diberi julukan Kota Angin, Kota Anggur, Kota Mangga.

Namun tahukah kamu bagaimana sejarah dari Kota Probolinggo? Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari laman resmi milik Pemkot Probolinggo, Pada zaman Pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk) raja Majapahit yang ke IV (1350-1389), Probolinggo dikenal dengan nama “Banger”, nama sungai yang mengalir di tengah daerah Banger ini.

Baca Juga: SKB 3 Menteri: Pemda dan Sekolah Bakal Kena Sanksi Jika Melarang Seragam dengan Kekhususan Agama

Banger merupakan pedukuhan kecil di bawah pemerintahan Akuwu di Sukodono. Nama Banger dikenal dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh Pujangga Kerajaan Majapahit yang terkenal, yaitu Prapanca.

Sejalan dengan perkembangan politik kenegaraan/kekuasaan di zaman Kerajaan Majapahit, pemerintahan di Banger juga mengalami perubahan-perubahan/perkembangan seirama dengan perkembangan zaman.

Semula merupakan pedukuhan kecil di muara kali Banger, kemudian berkembang manjadi Pakuwon yang dipimpin oleh seorang Akuwu, di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit.

Pada saat Bre Wirabumi (Minakjinggo), Raja Blambangan berkuasa, Banger yang merupakan perbatasan antara Majapahit dan Blambangan, dikuasai pula oleh Bre Wirabumi.

Bahkan Banger menjadi kancah perang saudara antara Bre Wirabumi (Blambangan) dengan Prabu Wikramawardhana (Majapahit) yang dikenal dengan “Perang Paregreg”.

Pada masa Pemerintahan VOC, setelah kompeni dapat meredakan Mataram, dalam perjanjian yang dipaksakan kepada Sunan Pakubuwono II di Mataram, seluruh daerah di sebelah Timur Pasuruan  (termasuk Banger) diserahkan kepada VOC pada tahun 1743. Untuk memimpin pemerintahan di Banger, pada tahun 1746 VOC mengengkat Kyai Djojolelono sebagai Bupati Pertama di Banger, dengan gelar Tumenggung.

Kabupatennya terletak di Desa Kebonsari Kulon. Kyai Djojolelono adalah putera Kyai Boen Djolodrijo (Kiem Boen), Patih Pasuruan. Patihnya Bupati Pasuruan Tumenggung Wironagoro (Untung Suropati). Kompeni (VOC) terkenal dengan politik adu dombanya.

Baca Juga: Ketegangan di Myanmar Berlanjut, Facebook dan Beberapa Media Sosial Lain Diblokir Sementara

Halaman:

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: ProbolinggoKota.go.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x