Pendukung Trump Menerobos Gedung Capitol AS, Washington Kembali Memanas

- 7 Januari 2021, 19:50 WIB
Demsontrasi pendukung Trump.
Demsontrasi pendukung Trump. / unsplash/ @royanmiller/unsplash/@royanmiller

 

PORTAL PROBOLINGGO - Pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Capitol AS pada hari Rabu 6 Januari 2021 dalam upaya untuk membatalkan hasil pemilu dan memaksa Kongres untuk menunda pelantikan Presiden terpilih Joe Biden.

Dengan menggunakan gas air mata, polisi mengevakuasi anggota parlemen dan berjuang selama lebih dari tiga jam untuk mengamankan Gedung Capitol dari para pendukung Trump, yang menembus lorong dan mengobrak-abrik kantor dan membuat kekacauan yang mengejutkan.

Baca Juga: Debut Pertama William Saliba Kurang Baik, Edu: Dia Adalah Pemain dengan Banyak Bakat dan Potensi

Dilansir dari CNA, salah seorang pengunjuk rasa menduduki panggung Senat dan berteriak "Trump memenangkan pemilihan itu!"

Para pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan polisi ketika ribuan orang turun ke halaman Capitol.

Polisi menyatakan gedung Capitol aman tidak lama setelah pukul 17:30 waktu setempat dan anggota parlemen berencana untuk berkumpul kembali pada pukul 8 malam untuk melanjutkan rencana pelantikan Joe Biden.

Baca Juga: Fakta atau Mitos: Daun Pandan Berkhasiat Atasi Asam Urat, Rematik, Kanker, Diabetes hingga Insomnia

Lalu beredar video menunjukkan pendukung Trump memecahkan jendela dan polisi mengerahkan gas air mata di dalam gedung. Kepala Polisi Washington Robert Contee mengatakan ada pengunjuk rasa yang menggunakan bahan kimia berbahaya untuk menyerang polisi dan beberapa anggota sudah terluka.

Seorang warga sipil tewas setelah ditembak selama kekacauan itu, dan FBI mengatakan telah melucuti dua perangkat peledak yang dicurigai sebagai bom.

Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan ada 1.000 anggota pasukan negara bagian itu akan dikirim ke Washington untuk membantu mengamankan transisi Joe Biden.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Segera Dimulai, Lewati 4 Tahapan Ini

Cuomo, seorang politikus partai Demokrat mengatakan pasukan tambahan akan dikirim hingga dua minggu atas permintaan pejabat Garda Nasional AS.

"Selama 244 tahun, landasan demokrasi kita adalah transfer kekuasaan secara damai, dan New York siap membantu memastikan keinginan rakyat Amerika dilaksanakan, dengan aman dan tegas," ujar Cuomo dalam pernyataannya.

Kekacauan itu mengejutkan para pemimpin dunia. "Trump dan pendukungnya harus menerima keputusan para pemilih Amerika pada akhirnya dan berhenti menginjak-injak demokrasi," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.

Baca Juga: Waspada, 4 Kebiasaan Ini Sebabkan Stroke Dini, Salah Satunya Terlalu Lama Duduk

Bahkan, asosiasi dagang seperti Asosiasi Produsen Nasional AS juga turut mengecam aksi tersebut dan menyarankan supaya Wapres Pence harus mempertimbangkan untuk menerapkan klausul dalam Konstitusi yang memungkinkan presiden dicopot dari jabatannya ketika tidak dapat melakukan pekerjaannya. ***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x