Indonesia Siap Lakukan Vaksinasi Covid-19, Presiden Jokowi Ingatkan Kepastian Keamanannya

- 27 Oktober 2020, 19:30 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Joko Widodo (Jokowi). /Instagram.com/jokowi/
 


PORTAL PROBOLINGGO - Seperti yang diketahui, pemerintah akan melakukan vaksinasi untuk mencegah Covid-19 mulai November 2020. Cansino menyanggupi 100,000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021. G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, yang 5 juta dosis akan mulai datang pada bulan November 2020.

Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

Untuk tahun 2021, Sinopharm mengusahakan 50 juta (dual dose), Cansino 20 juta (single dose), Sinovac 125 juta (dual dose). Biofarma juga menyanggupi produksi vaksin untuk 250 juta penduduk Indonesia secara bertahap.
 
Baca Juga: Dede Yusuf Nilai Pembelajaran Online Belum Efektif, Sarankan Pemerintah Perkuat Sinyal

Pemerintah terus berupaya melakukan langkah gerak cepat dalam menangani pandemi COVID-19, terutama dalam pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Namun, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa langkah gerak cepat tersebut harus dilakukan dengan penuh perencanaan dan persiapan yang matang. Presiden menginstruksikan agar dalam pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 harus dipastikan sisi keamanan  dan keefektifannya.

“Keamanan itu artinya kalau disuntik itu betul-betul memang sudah melalui sebuah tahapan-tahapan uji klinis. Karena kalau tidak, ada satu saja yang bermasalah nanti bisa akan menjadikan ketidakpercayaan masyarakat terhadap upaya vaksinasi ini,” ujar Presiden dalam Rapat Terbatas mengenai Rencana Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksinasi, pada hari Senin, 26 Oktober 2020 di Istana Merdeka, Jakarta sebagaimana dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari laman resmi Sekretariat Kabinet.

Semua tahapan, menurutnya, harus mengikuti kaidah-kaidah ilmu pengetahuan, data sains, dan juga standar-standar kesehatan. Presiden juga mengingatkan bahwa aspek keamanan dan efektivitas vaksin tersebut menjadi perhatian utama masyarakat, termasuk pada pakar dan para peneliti.
 
Baca Juga: 5 Manfaat Timun Untuk Kecantikan, Nomor 2 Paling Familiar

“Hati-hati, jangan sampai kita tergesa-gesa ingin vaksinasi sehingga kaidah-kaidah saintifik dan data-data sains (serta) standar kesehatan ini dinomorduakan. Tidak bisa. Jangan timbul persepsi bahwa pemerintah itu tergesa-gesa, terburu-buru tanpa mengikuti koridor ilmiah yang ada,” tegas Presiden.

Selain keamanan dan efektivitas, akses masyarakat terhadap distribusi vaksin juga harus dipastikan dan direncanakan dengan baik. Presiden menginstruksikan agar proses vaksinasi yang nantinya akan berjalan secara bertahap ini dijelaskan secara gamblang kepada masyarakat.

“Kelompok masyarakat yang mana yang mendapatkan prioritas vaksinasi lebih awal, kenapa mereka dulu (diprioritaskan), itu yang harus dijelaskan. (Jelaskan) mengapa mereka mendapatkan prioritas,” ujarnya.
 
Baca Juga: 10 Ucapan Hari Sumpah Pemuda dari Kutipan Tokoh Nasional, Bung Karno hingga Tan Malaka

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa vaksinasi akan dilaksanakan dalam dua skema, yaitu skema gratis dan mandiri. “Pengenaan biaya dalam pelaksanaan vaksinasi secara mandiri ini harus betul-betul dikalkulasi dan dihitung dengan cermat, disiapkan aturannya sejak sekarang, dari awal, dan saya minta harganya bisa terjangkau,” tuturnya.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi menginstruksikan agar strategi komunikasi publik mengenai vaksinasi disiapkan dengan baik dengan melibatkan sejumlah pihak. Ia meminta agar organisasi keagamaan dilibatkan terutama dalam menjelaskan mengenai manfaat dan kehalalan vaksin.

“Jelaskan secara komprehensif kepada publik mengenai manfaat vaksin dan peta jalan pelaksanaan vaksinasi, sehingga tidak terjadi disinformasi dan penyebaran berita hoaks dari berbagai platform di media yang ada,” tegasnya.
 
Baca Juga: Presiden Erdogan Serukan Warganya Untuk Boikot Produk Prancis

Presiden Jokowi juga meminta agar timeline pelaksanaan vaksinasi dibuat secara detail dan segera diselesaikan, dengan memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana, infrastruktur pendukung, jalur distribusi, dan interval pemberian vaksin yang akan digunakan per wilayah.

“Lakukan pelatihan dan simulasi, baik oleh tenaga kesehatan maupun tenaga keamanan yang nanti atau relawan yang nanti dilibatkan dalam pelaksanaan vaksinasi,” kata Presiden Jokowi.

Diakui Presiden, saat ini semua negara pasti menginginkan adanya kecepatan untuk menuntaskan penanganan pandemi, termasuk dalam memberikan pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi kepada warganya. Namun, diingatkannya, hal-hal tersebut juga tidak boleh dilakukan tergesa dengan tanpa perencanaan matang. “Memang kita ingin langkah gerak cepat tetapi penuh dengan perencanaan yang matang dan persiapan yang matang,” pungkasnya. ***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x