Panitia Olimpiade Tokyo 2020 Beberkan Pedoman Terbaru, Atlet Tidak Harus Divaksin

- 3 Februari 2021, 19:32 WIB
Olimpiade Tokyo 2020 akan digelar tanpa penonton.
Olimpiade Tokyo 2020 akan digelar tanpa penonton. /Pexels/Andrew Seto
PORTAL PROBOLINGGO - Panitia Olimpiade Tokyo 2020 membeberkan pedoman dan tata cara selama gelaran  Olimpiade dan Paralimpiade musim panas nanti. 
 
Pedoman dan tata cara ini dikeluarkan untuk menghentikan rantai penyebaran virus corona selama hajatan olahraga terbesar di dunia itu berlangsung.
 
 
Sebelumnya, muncul wacana bahwa Olimpiade tahun ini akan kembali mundur atau bahkan dibatalkan menyusul tingkat infeksi di Jepang dan seluruh dunia yang kembali meningkat akhir-akhir ini.
 
Namun, seperti dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari Daily Mail, para atlet dan penikmat olahraga mendapatkan kabar mengenai gelaran Olimpiade.
 
Sebelumnya sempat diberitakan bahwa setiap atlet yang ikut berlaga di ajang empat tahunan tersebut harus melakukan vaksinasi terlebih dahulu.
 
Namun gagasan tersebut dibatalkan oleh pihak penyelenggara.
 
Di saat penyelenggara menetapkan serangkaian aturan dan pedoman dalam 'Playbook' pertama Komite Olimpiade Internasional terungkap bahwa atlet tidak diharuskan menjalani vaksinasi sebelum berlaga di Olimpiade. 
 
Para atlet dan ofisial yang ikut serta dalam rombongan hanya diharuskan melakukan tes 72 jam sebelum meninggalkan negara masing-masing dan sekali ketika mendarat di Tokyo.
 
Selanjutnya, akan dilakukan tes setiap empat hari sekali selama gelaran Olimpiade. Pemakaian masker juga diwajibkan setiap saat, kecuali ketika atlet berada di ruangan terbuka dan menjaga jarak minimal dua meter.
 
Pihak penyelenggara juga mengungkapkan bahwa akan ada kemungkinan akan ada syarat tambahan selama 14 hari pertama di Jepang. Namun pihak penyelenggara belum mengkonfirmasi apakah hal ini berkaitan dengan karantina atau bukan.
 
 
Peraturan lainnya adalah setiap atlet ofisial yang hadir mendukung kompatriotnya yang tengah bertanding hanya diperbolehkan memberikan dukungan dengan bertepuk tangan.
 
Meski perihal pengetesan secara berkala menjadi topik utama yang disinggung, semua rombongan atlet dan ofisial diperingatkan untuk harus tetap berada dalam 'bubble' selama Olimpiade berlangsung.
 
Mereka yang terlibat tidak diperbolehkan melakukan kunjungan wisata seperti ke bar, toko, atau restoran dan harus menghindari penggunaan transportasi publik.
 
Poin terakhir, atlet dan ofisial juga harus menghindari setiap bentuk kontak fisik yang tidak perlu.
 
'Playbook' versi awal ini ditujukan untuk setiap federasi olahraga internasional dan ofisial teknis. Sedangkan edisi yang ditujukan secara spesifik untuk para atlet, media, dan penyiar akan dirilis beberapa hari mendatang.
 
Direktur Eksekutif IOC Christophe Dubi hari ini (Rabu, 3 Februari 2021) mengatakan, kesehatan dan keamanan setiap orang dalam gelaran Olimpiade dan Paralimpiade Tokoyo 2020 merupakan prioritas utama.
 
 
"Kita memiliki peranan masing-masing. Itulah mengapa 'Playbook' ini dibuat dengan aturan yang akan membuat setiap orang sehat dan aman," ucapnya.
 
Dubi mengungkapkan bahwa Olimpiade tahun ini akan sangat berbeda karena ada kondisi dan kendala yang membutuhkan fleksibilitas dan pemahaman dari masing-masing pihak.
 
"Dengan berkomitmen menaati 'Playbook' Kita akan menjadi lebih kuat bersama-sama. Sebagai gantinya, Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 akan diingat sebagai momen bersejarah bagi umat manusia, komite Olimpiade, dan semua yang berkontribusi di dalamnya," pungkasnya.
 
 
Peraturan ketat yang akan diberlakukan ini muncul setelah Presiden Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori bersikeras bahwa Jepang akan tetap menggelar Olimpiade musim panas terlepas dunia berada dalam situasi pandemi virus corona. ***
 

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x