PORTAL PROBOLINGGO - Pemalang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang termasuk dalam jalur pantura.
Letaknya yang cukup strategis membuat daerah ini kerap menjadi tempat persinggahan orang-orang yang melakukan perjalanan Jakarta-Surabaya.
Pemalang tak hanya merupakan daerah yang strategis, tapi juga kaya akan kuliner yang khas seperti grombyang, sate loso, tahu campur khas Pemalang, kamir Arab dan lontong dekem.
Dikutip dari ksmtour.com, lontong dekem merupakan gabungan dua kata yaitu lontong (makanan dari beras berbentuk panjang yang dibungkus daun pisang) dan dekem yang merupakan kata Bahasa Jawa yang berarti posisi duduk seperti orang jongkok (posisi duduk dengan kaki ditekuk).
Baca Juga: Anak 3 Tahun Kehilangan Seluruh Anggota Keluarga Akibat Serangan Rudal di Azerbaijan
Lontong dekem kemudian dapat diartikan sebagai lontong yang dinikmati dengan posisi (n)dekem. Beberapa orang berpendapat bahwa nama tersebut digunakan karena penjualnya yang duduk dengan posisi (n)dekem.
Sebagai makanan tradisional, lontong dekem punya sejarah tersendiri.
Makanan ini mulai dikenal sekitar tahun sembilan puluhan. Nama lontong dekem ternyata diambil dari cara pengolahannya.
Sebelum disajikan, lontong disiram dengan kuah santan, lalu ditumpahkan lagi.
Artikel Rekomendasi