Kata-Kata Bijak Raden Ajeng Kartini

- 19 April 2021, 19:48 WIB
RA Kartini
RA Kartini /made blog.com/

POTAL PROBOLINGGO - Raden Ajeng (RA) Kartini merupakan tokoh kesetaraan gender yang dimiliki Indonesia.

Perjuangannya yang besar menempatkan namanya menjadi salah satu pahlawan nasional, pemilik nama asli Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat ini lahir di Jepara Jawa Tengah pada Senin, 21 April 1879 kemudian wafat pada 17 September 1904.

Semasa hidupnya, RA Kartini dikenal karena perjuangannya untuk menyetarakan gender, mulai dengan mendirikan sekolah dan berbagai upaya lainnya.

RA Kartini juga dikenal memiliki banyak teman teman dari Belanda, hal ini terlihat dari surat surat yang dia tulis untuk teman temannya di luar negeri.

Baca Juga: Lirik dan Chord Lagu Tiktok Viral 'Manusia Kuat' Tulus, Kau Bisa Patahkan Kakiku Tapi Tidak Mimpi-mimpiku

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING IKATAN CINTA 19 April 2021 : Ketahuan Mama Rosa, Pembongkaran Makam Gagal?

Dalam surat surat tersebut tersirat kegigihan seorang RA Kartini, serta kedekatannya dengan sang pencipta, berikut kata kata bijak RA KArtini yang dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari Laman Kita Bijak.

1.“Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa behagia baginya.”
Surat kepada Nyonya Van Kool (Agustus 1901)

2.“Agama memang menjauhkan kita dari dosa, tapi berapa banyak dosa yang kita lakukan atas nama agama.”

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING IKATAN CINTA 19 April 2021 : Al Tak Beritahu Soal Pembongkaran Makam, Mama Rosa Kecewa?

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING IKATAN CINTA 19 April 2021 : Ketahuan Mama Rosa, Pembongkaran Makam Gagal?


3.“Sepanjang hemat kami, agama yang paling indah dan paling suci ialah Kasih Sayang. Dan untuk dapat hidup menurut perintah luhur ini, haruskah seorang mutlak menjadi Kristen? Orang Buddha, Brahma, Yahudi, Islam, bahkan orang kafir pun dapat hidup dengan kasih sayang yang murni.”

4.“Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu memang berharga di mata seseorang, tak ada alasan baginya tuk mencari seorang yang lebih baik darimu.”

5.“Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.”

6.“Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam.”

7.“Dan biarpun saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan mati dengan merasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan Bumiputra merdeka dan berdiri sendiri.”

8.“Duh, Tuhan, kadang aku ingin, hendaknya tiada satu agama di pun di atas dunia ini. Karena agama-agama ini, yang justru harus persatukan semua orang, sepanjang abad-abad telah lewat menjadi biang-keladi peparangan dan perpecahan, dari drama-drama pembunuhan yang paling kejam.”
Surat kepada Ny. Van Kol, 20 Agustus 1902

9.“Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang.”

10.“Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti dua orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti.”

11.“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tiada dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung.”

12.“Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.”


13.“Bagi saya hanya ada dua macam keningratan: keningratan pikiran dan keningratan budi. Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang, yang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal soleh, orang yang bergelar Graaf atau Baron? Tidak dapat mengerti oleh pikiranku yang picik ini.”
Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899

14.“Tiap kalimat yang diucapkan haruslah diakhiri dengan sembah. Berdiri bulu kuduk bila kita berada dalam lingkungan keluarga bumiputera yang ningrat. Bercakap-cakap dengan orang yang lebih tinggi derajatnya, harus perlahan-lahan, sehingga orang yang di dekatnya sajalah yang dapat mendengar. Seorang gadis harus perlahan-lahan jalannya, langkahnya pendek-pendek, gerakannya lambat seperti siput, bila berjalan agak cepat, dicaci orang, disebut kuda liar.”
Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899

15.“Vegetarisme itu doa tanpa kata kepada Yang Maha Tinggi.”
Surat kepada Nyonya Abendanon (27 Oktober 1902)

16.“Aku mau meneruskan pendidikanku ke Holland, karena Holland akan menyiapkan aku lebih baik untuk tugas besar yang telah kupilih.”
Surat kepada Ny. Ovink Soer (1900)

17.“Habis gelap terbitlah terang”

18.“Bagi saja ada dua macam bangsawan, ialah bangsawan fikiran dan bangsawan budi. Tidaklah yang lebih gila dan bodoh menurut pendapat saya dari pada melihat orang yang membanggakan asal keturunannya.”
Surat kepada Nona Zeehander (18 Agustus 1899)

19.“Saat membicarakan org lain Anda boleh saja menambahkan bumbu, tapi pastikan bumbu yg baik.”

20.“Tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain menimbulkan senyum di wajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai.”

21.“Jangan mengeluhkan hal – hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang.”

22.“Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.”

23.“Adakah yang lebih hina, daripada bergantung kepada orang lain?”

24.“Lebih banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia.”

25.“Ikhtiar! Berjuanglah membebaskan diri. Jika engkau sudah bebas karena ikhtiarmu itu, barulah dapat engkau tolong orang lain.”


26.“Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.”

27.“Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.”

28.“Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang.”

Semangat yang diperjuangkan RA Kartini terlihat jelas dalam tulisan tulisannya, salah satunya yang cukup dikenal adalah "Habis Gelap Terbitlah Terang". ***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x