Ledakan Bom Mengguncang Jeddah, Beberapa Orang Dikabarkan Terluka

12 November 2020, 12:03 WIB
Ilustrasi ledakan bom. //Unsplash/kingmaphotos

 

PORTAL PROBOLINGGO - Otoritas Jeddah mengatakan sedikitnya tiga orang terluka ketika sebuah bom mengguncang kota itu pada saat upacara internasional untuk memperingati akhir Perang Dunia I di sebuah pemakaman non-muslim hari Rabu, 11 November 2020.

Upacara tersebut dihadiri oleh beberapa perwakilan diplomat dari berbagai negara.

Beberapa jam setelah insiden itu, otoritas setempat mengatakan seorang warga negara Yunani dan seorang petugas keamanan Saudi terluka dalam apa yang mereka gambarkan sebagai serangan pengecut. Pemerintah Inggris mengatakan seorang warga Inggris juga menderita luka ringan.

Baca Juga: Pahlawan Kesehatan Indonesia: Prof. Kusnandi Rusmil

Pernyataan Saudi yang disiarkan oleh kantor berita negara SPA mengatakan penyelidikan sedang dilakukan dan menekankan bahwa situasi keamanan sekarang sudah stabil.

Hingga saat ini, tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom itu.

Dalam pernyataan bersama oleh kedutaan besar Prancis, Yunani, Italia, Inggris dan Amerika Serikat, semuanya mengutuk serangan itu. Mereka menganggap bahwa serangan seperti itu terhadap orang yang tidak bersalah sangat memalukan dan sepenuhnya tanpa keadilan. Mereka berjanji mendukung pemerintah Saudi untuk menyelidiki insiden tersebut.

Baca Juga: Harga Emas Antam Batik, Antam Non Pegadaian, dan Lotus Acrhi Hari Ini Kamis 12 November di Galeri 24

“Upacara tahunan untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia I di pemakaman non-Muslim di Jeddah, dihadiri oleh beberapa konsulat, termasuk dari Prancis, menjadi sasaran serangan IED (alat peledak improvisasi) pagi ini, yang melukai beberapa orang," kata kementerian luar negeri Prancis sebagaimana dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari Aljazeera.

Prancis telah mendesak warganya di kerajaan Arab Saudi untuk "waspada maksimum" di tengah ketegangan yang meningkat setelah penyerangan bulan lalu yang menewaskan seorang guru sekolah menengah Prancis yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.

"Secara khusus, lakukan kebijaksanaan dan jauhi semua pertemuan publik dan berhati-hatilah saat bergerak," kata pernyataan kementerian luar negeri, yang diedarkan kepada penduduk Prancis di Jeddah.

Baca Juga: Jadwal Acara Global TV Hari Ini Kamis 12 November 2020, Ada Naruto dan SpongeBob Movie

Kedutaan Prancis di UEA juga meminta warga Prancis untuk tetap waspada setelah serangan itu.

Ledakan hari Rabu, 11 November kemarin terjadi ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron - sasaran kemarahan di sebagian besar dunia Muslim karena berjanji untuk membela komentar dan gambar yang meremehkan Islam setelah serentetan serangan - menghadiri upacara peringatan Perang Dunia I di Paris.

Beberapa negara memperingati 102 tahun gencatan senjata yang ditandatangani Jerman dan negara-negara Sekutu untuk mengakhiri perang 1914-1918.

Baca Juga: Dinas Kesehatan Kota Bandung Bagikan Masker Sebanyak 135 Ribu untuk Warga

Macron dengan keras membela hak untuk menerbitkan kartun yang dipandang sangat ofensif oleh umat Islam, termasuk karikatur Nabi Muhammad yang dicetak oleh majalah satir Charlie Hebdo.

Sikap Macron tersebut memicu protes dan amarah umat muslim di beberapa negara dan tidak sedikit di antaranya yang melakukan aksi memboikot produk Prancis.

Bulan lalu, seorang warga Saudi dengan pisau melukai seorang penjaga di konsulat Prancis di Jeddah pada hari yang sama ketika seorang pria bersenjatakan pisau membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice di Prancis selatan.

Baca Juga: 25 Kata-Kata Ucapan Selamat Hari Ayah dalam Bahasa Inggris dan Terjemahan, Cocok Jadi Caption Status

Arab Saudi, rumah bagi situs-situs paling suci umat Islam, telah mengkritik penerbitan kartun itu, tetapi juga dengan keras mengutuk serangan bulan lalu di Nice. ***

 

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler