Dampak Pandemi, PBB Memperingatkan 2021 Akan Menjadi Bencana Kemanusiaan

- 6 Desember 2020, 11:00 WIB
Wawancara David Beasley.
Wawancara David Beasley. /Tangkap layar youtube/Food and Agriculture Organization of the United Nations

PORTAL PROBOLINGGO -  "Tahun depan akan menjadi bencana kemanusiaan dan negara-negara kaya tidak boleh menginjak-injak negara-negara miskin dalam mendapatkan vaksin untuk memerangi virus corona," kata pejabat tinggi PBB kepada 193 anggota Majlis Umum PBB.

Kepala Program Pangan Dunia (WFP), David Beasley dan kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara selama pertemuan khusus tentang COVID-19 yang muncul di China akhir tahun lalu dan sejauh ini telah menginfeksi 65 juta secara global.

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari reuters, tindakan yang diambil oleh negara-negara untuk mencoba menghentikan penyebarannya dan dampak ekonomi telah memicu peningkatan 40 persen dalam jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Sementara ini telah menghabiskan $ 35 miliar dana bantuan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Moskow Memulai Vaksinasi Massal

"2021 benar-benar akan menjadi bencana besar berdasarkan apa yang kita lihat," kata Beasley.

Dia menambahkan bahwa akan terdapat belasan negara kelaparan.

Dia juga mengatakan 2021 kemungkinan akan menjadi tahun krisis kemanusiaan terburuk sejak pembentukan awal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 75 tahun lalu dan PBB tidak akan dapat mendanai semuanya.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dan pejabat tingginya juga menyerukan agar vaksin COVID-19 tersedia bagi semua dan bagi negara-negara kaya untuk membantu negara berkembang memerangi dan pulih dari pandemi.

Baca Juga: Media Asal Inggris Soroti Dinasti Politik di Pemerintahan Jokowi, Singgung Prabowo dan Ma'ruf Amin


"Kita tidak bisa begitu saja menerima dunia di mana orang miskin dan terpinggirkan diinjak-injak oleh orang kaya dan berkuasa dalam penyerbuan untuk mendapatkan vaksin," kata Tedros kepada Majelis Umum.

Tedros menyebut bahwa ini adalah krisis global dan solusinya harus dibagikan secara adil kepada masyarakat dunia,  bukan didominasi negara tertentu.***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x