Setelah Juru Kampanye Di Inggris, Kini Gates Foundation Singgung Soal Kesenjangan Vaksin

- 11 Desember 2020, 07:17 WIB
Ilustrasi Vaksin Sinovac.
Ilustrasi Vaksin Sinovac. /pixabay.com/Chillsoffear

"Saat ini, seperti yang Anda katakan, itu pasti berisiko dan itulah mengapa kami pikir sangat penting untuk menjadi mengambil tindakan sekarang," jawab Suzman ketika ditanya apakah kesepakatan yang dilakukan oleh pemerintah barat dengan perusahaan vaksin sudah terlambat untuk distribusi yang lebih merata.

Pada bulan Agustus, yayasan Gates menyediakan $ 150 juta kepada Serum Institute of India dan aliansi vaksin Gavi untuk mendapatkan 100 juta dosis vaksin Covid-19 pada awal 2021.

Suzman mengatakan dana $1,75 miliar itu hanya sebagai "dongkrak darurat" karena jumlah yang dibutuhkan oleh negara-negara miskin jauh lebih besar dari nominal itu.

Baca Juga: Setelah Edhy Prabowo dan Juliari Batubara Jadi Tersangka Korupsi, Sri Mulyani Mengungkap Hal Ini

Dana tersebut, menurut pernyataan Suzman, merupakan sebagian solusi bagi negara-negara miskin untuk dapat mengakses vaksin dengan cara yang sama seperti yang dilakukan negara-negara kaya.

WHO telah mengawasi pembuatan Covax, vaksin hasil inisiatif global yang distribusinya ditargetkan mencapai sekitar 2 miliar dosis ke 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan biaya maksimum $3 per dosis.

Inisiatif kemanusiaan itu datang dari Covax Advance Market Commitment yang telah mengumpulkan $ 2,1 miliar dan meskipun masih perlu tambahan $5 miliar untuk mendanai pengadaan vaksin untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Baca Juga: Hari HAM Sedunia 10 Desember 2020, Presiden Jokowi Peringati dengan Memberikan Pesan Ini

Di AS, Presiden Trump menolak untuk bergabung dalam kolaborasi tersebut dan Suzman berharap pemerintahan Biden bisa berlaku sebaliknya.

Sebuah laporan yang diterbitkan bulan lalu menunjukkan bahwa perjanjian pembelian sebelumnya oleh negara-negara kaya mengakibatkan negara-negara yang lebih miskin mungkin tidak bisa melakukan vaksinasi hingga tahun 2024.

Halaman:

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini