Mantan Presiden AS Donald Trump Dinominasikan untuk Nobel Perdamaian 2021

- 2 Februari 2021, 16:26 WIB
Donald Trump dinominasikan Nobel Perdamaian 2021.
Donald Trump dinominasikan Nobel Perdamaian 2021. /Unsplash/History in HD
PORTAL PROBOLINGGO - Meskipun Mantan Presiden AS, Donald Trump terkenal dengan sensasinya, namun faktanya beberapa tindakannya dinilai merupakan tindakan yang luar biasa.
 
Hal ini dibuktikan dengan didaftarkannya Donald Trump pada nominasi Nobel Perdamaian 2021 oleh seorang anggota parlemen Estonia.
 
 
Jaak Madison, anggota partai EKRE populis sayap kanan, mengatakan di Facebook bahwa Trump telah berkontribusi untuk memastikan stabilitas di Timur Tengah.
 
Di mana pada tahun 2020, Israel dan Uni Emirat Arab menyetujui kesepakatan bersejarah normalisasi hubungan.
 
"Donald Trump adalah presiden pertama Amerika Serikat dalam tiga puluh tahun terakhir, yang belum memulai perang apa pun," kata Madison di Facebook, seperti dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari Euro News.
 
"Selain itu, beberapa perjanjian perdamaian telah dibuat di bawah kepemimpinannya di Timur Tengah, yang telah membantu memastikan stabilitas di kawasan dan perdamaian," tambahnya.
 
Madison juga mengatakan bahwa pengajuannya tersebut dia lakukan tepat dua jam sebelum atas waktu pada 31 Januari.
 
 
Menurut situs resmi Komite Nobel, anggota parlemen yang saat ini bertugas di badan legislatif nasional dapat mencalonkan seseorang untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
 
“Saya jelas bukan satu-satunya yang menominasikan kandidat ini, tapi seperti yang kita ketahui, semakin banyak pelamar, semakin besar kemungkinan suksesnya,” tambahnya.
 
Tahun lalu, tepatnya pada September, seorang anggota parlemen sayap kanan Norwegia Christian Tybring-Gjedde, juga mengajukan nama Donald Trump ke Komite Nobel Norwegia.
 
"Tidak peduli bagaimana Trump bertindak di rumah dan apa yang dia katakan di konferensi pers," katanya.
 
 
Sebagai informasi, Mantan Presiden AS, Barack Obama juga pernah dianugerahi penghargaan tersebut pada tahun 2009 hanya beberapa bulan setelah masa jabatan pertamanya.
 
Sementara itu, partai EKRE konservatif Estonia sebelumnya telah menimbulkan kontroversi ketika Menteri Dalam Negeri, Mart Helme menyebut Presiden terpilih Joe Biden saat itu sebagai "karakter korup" dan mempertanyakan integritas pemilihan presiden AS.
 
 
Menyusul keruntuhan pemerintah awal tahun ini, EKRE tidak lagi menjadi bagian dari koalisi yang berkuasa di Estonia.***

Editor: Jati Kuncoro

Sumber: Euro News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x