Terinfeksi Covid-19, Dosen Ini Meninggal Dunia Saat Berikan Materi Pada Siswanya Via Zoom

- 7 September 2020, 21:45 WIB
POTRET dosen di salah satu Universitas Argentina, Paola De Simone meninggal mendadak akibat virus corona di hadapan para mahasiswanya.*
POTRET dosen di salah satu Universitas Argentina, Paola De Simone meninggal mendadak akibat virus corona di hadapan para mahasiswanya.* //Twitter/@naweljimenez

PORTAL PROBOLINGGO - Baru-baru ini salah seorang dosen pengajar di Agentine University of Enterprise meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19.

Kabar meninggalnya mengejutkan, pasalnya ia meninggal ketika sedang memberikan materi pada sekitar 40 siswa secara daring melalui zoom.

Ia adalah Profesor Paola De Simone (46), bermula ketika ia sedang mengajar sejarah dunia abad ke-20 tiba-tiba berhenti menjelaskan materi dengan slide.

Profesor Paola De Simone tampak kesulitan bernapas sehingga para mahasiswa meminta alamat kepada sang profesor untuk memanggil ambulans namun tak ada tanggapan.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel Terinfeksi Covid-19, Seorang Dosen Tewas Mendadak saat Mengajar via Zoom di Hadapan Mahasiswanya

Seorang mahasiswa yang berpartisipasi dalam kelas tersebut, Ana Breccia, mengonfirmasi pada Jumat, 5 September 2020 bahwa profesor mengalami pingsan saat melakukan kegiatan belajar mengajar.

Adapula mahasiswa Breksi (23) menyatakan pada satu titik, De Simone terlihat menghubungi suaminya untuk meminta bantuan.

Hingga suaminya tiba di samping profesor, semua mahasiswa yang hadir dalam kegiatan pembelajaran ikut menyaksikan semuanya.

Profesor Paola De Simone telah lama mengajar di Argentine University of Enterprise di Buenos Aires.

Baca Juga: Update Covid-19 di Indonesia 7 September 2020, Kasus Pasien Positif Covid-19 Harian Bertambah 2.880

Namun sayang, ia dinyatakan meninggal dunia pada Rabu, 2 September 2020 usai pingsan di hadapan para mahasiswanya.

Menurut surat kabar Argentina, Clarin, profesor yang akun Twitternya kini telah dihapus oleh pihak keluarga sempat mengunggah cuitan pada pekan lalu.

Profesor mengonfirmasi bahwa ia memiliki gejala virus corona baru (Covid-19) dan telah berlangsung selama berminggu-minggu sebelumnya.

Sejumlah mahasiswa dan rekan kerjanya mengatakan kepada The Post bahwa tidak terkejut ketika mendengar De Simone terus mengajar meski dalam kondisi kurang sehat.

"Ini bukan kejutan, saya benar-benar menggambarkan Paola yang memutuskan, 'Saya benar-benar bisa melakukan ini, siswa saya membutuhkan saya'," ujar rekannya, Silvina Sterin Pensel.

Baca Juga: Ide Unik Bonsai Pohon Kelor yang Mulai Banyak Dilirik Orang, Ini Cara Mudah Membuatnya

Ia menyebut bahwa kematihan De Simone sebagai pengingat bahwa virus corona itu merupakan hal yang nyata.

Menurut data dari Universitas Johns Hopkins, Argentina telah melaporkan lebih dari 450.000 kasus virus korona dan lebih dari 9.000 pasien dinyatakan meninggal dunia.

Argentina termasuk salah satu negara yang paling terpukul akibat virus corona di wilayah Amerika Latin.

Setelah berbulan-bulan membatasi beberapa kegiatan secara ketat, pemerintah dinilai mulai menyalahkan lonjakan kasus kepada para penduduk.

Baca Juga: Update Covid-19 Dunia Hari Ini, Tercatat Total Kesembuhan Mencapai 19 Juta Kasus

Tak sedikit pihak pemerintah mengatakan bahwa lonjakan kasus virus corona diakibatkan oleh penduduk Argentina yang marak melanggar protokol penguncian.

Sementara itu Argentine University of Enterprise kemudian memberikan pernyataan belasungkawa atas kematian De Simone.

Khususnya saat sang profesor telah mengabdikan diri pada perguruan tinggi tersebut selama 15 tahun di departemen pemerintahan dan hubungan internasional.

Pihak mereka menyebut bahwa De Simone adalah dosen yang bersemangat dan berdedikasi tinggi.

Baca Juga: Lowongan Kerja September 2020 : PT Link Net Tbk Buka Posisi Untuk Sarjana

Berdasarkan pengalaman muridnya yang pernah ikut kelas ekonomi pada 2017 lalu, yakni Michelle Denise Bolo (21) mengaku bahwa De Simone adalah sosok penuh perhatian dan tak membuat para mahasiswa mengantuk.

"Kelasnya jam 7 pagi, kadang-kadang sangat sulit, kami mengantuk, tapi itu gila karena semua orang mendengarkannya. Di akhir kelas, tidak ada yang ingin pergi, semua orang ingin terus berbicara tentang apa yang dia jelaskan," ujarnya.(Farida Al-Qodariah/Pikiran Rakyat).***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini