NUS Kembangkan Metode Deteksi Covid-19 Dalam 1 Menit, Cocok untuk Dilakukan di Area Publik

- 20 Oktober 2020, 20:30 WIB
penerapan protokol kesehatan mampu menurunkan angka penyakit influenza.
penerapan protokol kesehatan mampu menurunkan angka penyakit influenza. /Coyot/ Pixabay

 

PORTAL PROBOLINGGO – Covid-19 yang terus memakan banyak korban jiwa membuat para peneliti terus mencari cara agar menurunkan angka penyebaran.

Sebuah start-up National University of Singapore (NUS) telah mengembangkan tes nafas covid-19 yang mencapai akurasi lebih dari 90 persen dalam uji klinis 180 pasien, dilansir PORTAL PROBOLINGGO melalui Mothership.

Breathonix Pte Ltd, perusahaan yang mengembangkan tes, didirikan oleh dua lulusan NUS, Jia Zhunan dan Du Fang, di bawah Program Inovasi Riset Pascasarjana (GRIP) NUS.

Baca Juga: Siap- Siap! Besok Bioskop di Jakarta Mulai Buka, Ini Daftar Lokasinya

Untuk melakukan tes nafas, seseorang harus meniup ke corong sekali pakai.

Nafas yang dihembuskan menuju ke sampel pengambil napas presisi tinggi, di mana ia dimasukkan ke dalam spektrometer massa.

Di sana, mesin perangkat lunak akan menganalisis Senyawa Organik Volatile (VOC) pada napas yang dihembuskan seseorang dan memberikan hasilnya dalam waktu kurang dari satu menit.

"VOC secara konsisten diproduksi oleh berbagai reaksi biokimia dalam sel manusia. Berbagai penyakit menyebabkan perubahan spesifik pada senyawanya, menghasilkan perubahan yang dapat dideteksi pada napas seseorang.” jelas Jia Zhunan, Chief Executive Officer Breathonix Pte Ltd.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Indonesia 20 Oktober 2020, Total Kasus Konfirmasi Naik Menjadi 368.842

“Dengan demikian, VOC dapat diukur sebagai penanda penyakit seperti covid-19." ujarnya kemudian. Uji klinis percontohan yang melibatkan 180 pasien menunjukkan tingkat akurasi lebih dari 90 persen.

Uji coba tersebut dilakukan dengan bekerja sama dengan National Center for Infectious Diseases (NCID).

Karena tes napas dapat menghasilkan hasil jauh lebih cepat daripada tes reaksi rantai polimerase (PCR) saat ini, yang dapat memakan waktu beberapa jam, tes ini justru cocok untuk pemeriksaan massal, terutama di daerah dengan lalu-lintas manusia yang tinggi.

Metode seperti ini dapat digunakan di bandara, guna mempercepat proses persyaratan administrasi, dan dapat digunakan di asrama.

Baca Juga: 6 Tips Mudah Untuk Mengatasi Insomnia, Nomer 5 Sering Diremehkan

Breathonix saat ini sedang dalam proses mendapatkan persetujuan peraturan untuk teknologi sehingga dapat digunakan untuk penyaringan.

Freddy Boey, Wakil Presiden Senior NUS untuk Pendidikan Pascasarjana & Penerjemahan Riset, dan Profesor yang memimpin GRIP memberi nasehat kepada dua lulusan tersebut.

"NUS bangga dengan kemajuan yang telah dicapai Breathonix sejak awal, dan kami berharap dapat melihat teknologi mereka diterapkan di Singapura dalam waktu dekat untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat," ujar Boey.***

 

 

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah