Harga Daging Ayam dan Telur Ayam Ras Turun, Kota Probolinggo Alami Deflasi Sebesar 0.35 Persen

17 Oktober 2020, 16:03 WIB
Ilustrasi deflasi. /Viarami/Pixabay

PORTAL PROBOLINGGO - Penurunan harga daging ayam ras dan telur ayam ras memicu deflasi bulan September 2020 Kota Probolinggo, sebesar 0.35 persen.

Bukan hanya itu, tampaknya terdapat komoditas lainnya yang ikut memicu bertambahnya angka deflasi.

Di antaranya emas, tomat, dan cabe. Disinyalir turut mempengaruhi deflasi di Kota Probolinggo.

Baca Juga: Lakukan Kunjungan ke Desa Pagerharjo Yogyakarta, Menkominfo Janjikan Bantu Layanan Akses Internet

“Deflasi tertinggi terjadi di Kota Probolinggo sebesar 0,35 persen dengan IHK sebesar 103,46," kata Adenan, Kepala Badan Statistik Kota Probolinggo.

"Akibatnya, pendapatan menurun dan daya beli masyarakat semakin jatuh,” tambahnya.

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari laman resmi Pemkot Probolinggo, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan September.

Baca Juga: Dukung Nelayan, Pemkab Probolinggo Kenalkan Alat Tangkap Ikan dan Adakan Pelatihan

Penghitungan tingkat deflasi itu juga diinisiasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Probolinggo, Kamis 15 Oktober 2020.

Adenan mengatakan, deflasi pada September 2020 menunjukkan masih rendahnya daya beli masyarakat sejak dihantam pandemi COVID-19.

Rendahnya daya beli masyarakat ini dampak dari pandemi corona yang saat ini melanda Indonesia.

Baca Juga: Begini Persiapan Pernikahan Nikita Willy, Sempat Ditunda Hingga Indra Ngotot

Kendati demikian, khusus untuk emas perhiasan, Adenan menambahkan, animonya tetap tinggi mengingat sebagian besar.

Masyarakat memang cenderung menyukai jenis ini sebagai alternatif investasi.

“Masyarakat Kota Probolinggo lebih menyukai bentuk investasi dengan membeli emas perhiasan," kata Adenan.

Baca Juga: Massa Demonstran di Thailand Kembali Gelar Aksi Protes Terhadap Dekrit  Soal Larangan Berunjuk Rasa

Capaian deflasi pada bulan September lalu, ditanggapi Sekda Kota yang juga menjabat sebagai Ketua TPID Kota Probolinggo, Ninik Ira Wibawati.

Inflasi dipicu karena turunnya hargaj sejumlah komoditas. Harga komoditas turun karena dipicu panen raya yang membuat stok melimpah.

“Tomat dan cabe rawit merupakan tanaman yang banyak ditanam oleh petani kita dan merupakan pasar yang menjanjikan," ujarnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Timur 17 Oktober 2020, Berpotensi Hujan Ringan

"Tomat stoknya melimpah, meski di bulan lalu tidak ada produksi, dikarenakan baru tanam di bulan Agustus," tambahnya.

Dia mengatakan bahwa untuk cabe rawit hanya empat kwintal saja produksinya, karena tanaman itu sudah waktunya diremajakan.

Menyikapi hal itu, TPID mengambil langkah kebijakan dalam menghadapi deflasi.

Baca Juga: Naik! Update Harga Emas Antam Hari Ini, Sabtu 17 Oktober 2020 di Pegadaian

Yakni dengan mengadakan penyuluhan dengan memanfaatkan kelebihan produk melalui program pasca panen.

“Seperti membuat olahan tomat rasa kurma, saus tomat dan lain-lain," ucap Ninik.

"Sementara pemasarannya, melalui pasar online Mlijo online atau wa grup. Hal ini agar petani tidak mengalami kerugian yang lebih besar,” tambahnya.***

Editor: Hari Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler