Pemkab Probolinggo Mulai Lakukan Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Pada 6 Kecamatan Ini

26 Oktober 2020, 10:17 WIB
Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi. /Dok.Pemkab Probolinggo

 

PORTAL PROBOLINGGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo akan melakukan pembelajaran tatap muka mulai tanggal 26 Oktober 2020.

Melalui Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi, menjelaskan bahwa akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di beberapa kecamatan di Kabupaten Probolinggo yang secara konsisten menjadi zona hijau dan kuning.

“Ada 6 kecamatan, Masing-masing kecamatan itu ada 2 jenjang pendidikan, yakni SD dan SMP,” kata Fathur Rozi dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari laman Pemkab Probolinggo.

Baca Juga: Kenali Sepeda Unik Ramah Lingkungan, Kayuh Wooden Bike Buatan Anak Bangsa

Menurut Rozi, apabila selama dua minggu hasilnya memang baik, maka akan dilakukan persebaran atau peningkatan jumlah satuan pendidikan untuk melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka. “Tetapi juga tetap harus berada di daerah zona hijau atau kuning yang secara konsisten dalam 1 bulan terakhir,” ujarnya.

Rozi mengungkapkan bahwa uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini akan dilakukan di Kecamatan Lumbang, Sumber, Kuripan, Tiris, Krucil, dan Wonomerto.

Baca Juga: Lowongan Kerja Oktober 2020: Kemdikbud Buka Seleksi Kepala Badan Penelitian Pengembangan Perbukuan

Namun tetap akan dilakukan evaluasi perubahan-perubahan zona di 6 kecamatan tersebut. “Kecamatan Sukapura sudah menjadi zona oren, namun kita masih tidak ingin menanggung resiko bagi anak-anak,” tegasnya.

Rozi menjelaskan bahwa guru yang mengajar adalah guru yang memang tinggal di daerah zona hijau dan kuning, dan tidak diperkenankan guru yang dari daerah zona oren apalagi zona merah. Kemudian dalam pelaksanaannya, pembelajaran tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak.

Baca Juga: UPDATE: Info Harga Jual dan Buyback Emas UBS Senin 26 Oktober 2020 di Galeri 24

“Maksud dari menjaga jarak dalam proses pembelajaran yaitu dalam satu kelas berisi maksimal 50% dari jumlah siswa di kelas itu. Misal jika siswa SD itu maksimal ada 28 siswa, maka dalam 1 kelas menjadi 14 siswa. Kemudian untuk jenjang SMP, apabila ada 32 siswa, maka yang masuk hanya 16 siswa. Artinya bahwa strategi pembelajaran yang digunakan menggunakan shift learning atau pembelajaran bergantian,” terangnya.

Rozi menambahkan bahwa tujuan dari pembelajaran tatap muka adalah untuk menjadi solusi bagi kejenuhan anak selama melaksanakan pembelajaran secara daring maupun luring. Sekaligus mengatasi kejenuhan orang tua selama membersamai anaknya.

Baca Juga: Tata Cara dan Niat Mandi Wajib, Beserta Sunah-Sunahnya

“Menurut hasil penelitian selama pandemi covid-19 ini, ada peningkatan tindak kekerasan terhadap anak yang disinyalir tindakan ini dilakukan oleh orang tua. Sehingga kami berharap ini menjadi salah satu opsi dan sekaligus solusi untuk memecah kejenuhan tersebut,” pungkasnya.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Tags

Terkini

Terpopuler