Kemenparekraf Dorong Sertifikasi CHSE Labuan Bajo, Jadi Upaya Pengembangan Destinasi Super Prioritas

14 November 2020, 09:40 WIB
Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. /twitter.com/@Kemenparekraf

PORTAL PROBOLINGGO - Tak bisa dipungkiri bahwa pariwisata sampai saat ini masih menjadi salah satu tulang punggung pendapatan devisa negara.

Padahal sektor pariwisata adalah sektor yang paling pertama terdampak pandemi Covid-19. Meskipun demikian, pemerintah berusaha untuk mendongkrak kembali pariwisata Indonesia.

Salah satu usaha pemerintah untuk mendongkrak pariwisata Indonesia adalah dengan mengupayakan sertifikasi protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability).

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar, 14 November 2020, Jangan Lewatkan Live Semarak Indosiar: Jakarta

Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari website Kemenparekraf, pemerintah melalui Kemenparekraf mendorong personel-personel industri hotel dan restoran yang berada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur sebagai destinasi super prioritas yang masuk dalam 5 Bali Baru untuk melakukan sertifikasi CHSE.

Wishnutama selaku Menteri Parekraf pada Kamis, 12 November 2020, dalam acara Press Conference Simulasi Health, Safety, and Security Protocol Destinasi Super Prioritas, di Hotel Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo mengatakan bahwa sertifikasi CHSE merupakan bagian penting untuk industri pariwisata khususnya bagi pelaku usaha hotel dan restoran untuk menarik kepercayaan wisatawan.

"Upaya ini dilakukan supaya dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan saat berkunjung ke destinasi wisata yang sudah melakukan sertifikasi protokol kesehatan. Karena, sertifikasi ini sudah diselaraskan dengan berbagai macam organisasi pariwisata dunia, seperti UNWTO dan CTTI, serta Kementerian Kesehatan,” kata Wishnutama.

Baca Juga: Update Harga Logam Mulia Emas Antam, Batik, dan Retro Hari Ini Sabtu 14 November 2020 di Galeri 24

Hingga saat ini, tercatat ada tiga hotel di Labuan Bajo yang sudah memiliki sertifikasi CHSE.

Tiga hotel yang dimaksud yaitu Hotel Inaya Bay, Ayana Komodo Resort, dan The Jayakarta Suite Komodo.

Adapun hotel lain seperti Pelataran Komodo Resort serta beberapa hotel dan restoran lainnya yang sedang dalam proses melakukan sertifikasi serupa.

Baca Juga: Bertambah 205 Kasus Positif Covid 19, Korea Selatan Catat Rekor Baru Sejak September

Shana Fatina, Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo menuturkan bahwa dengan sertifikasi CHSE yang dilakukan pelaku usaha hotel dan restoran saat ini, diharapkan wisatawan tidak lagi merasa khawatir untuk datang ke Labuan Bajo.

"Dengan sertifikasi CHSE, kami siap dan akan berupaya menjamin kesehatan, keselamatan, dan keamanan tiap wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo," ujar Shana.

Tak hanya mengutamakan serifikasi CHSE, Shana juga mengatakan bahwa ke depan pariwisata Indonesia akan menggunakan teknologi digital.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Pengungsi, BPBD Magelang Siapkan 2 Lokasi Tambahan

Dengan aplikasi Indonesia Care, wisatawan nantinya dapat mengetahui daftar destinasi wisata yang sudah tersertifikasi CHSE atau lokasi mana saja yang merupakan green zone.

"Selain itu, wisatawan juga dapat mengetahui mana saja hotel, kapal-kapal, dan restoran yang sudah mendapatkan sertifikasi CHSE. Sehingga ketika terjadi situasi darurat, wisatawan dapat mengklik emergency call dan akan langsung terhubung ke posko terpadu, dilanjutkan langsung ke instansi yang akan melakukan follow up, sehingga respon akan lebih cepat ditanggap. Hal ini dilakukan agar wisatawan merasa aman dimanapun mereka berada selama berwisata di Labuan Bajo," ujar Shana.

Mendukung pernyataan Shana, Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan bahwa dengan pesatnya perkembangan digitalisasi saat ini, pariwisata di destinasi super prioritas semestinya tak hanya fokus pada health, safety, and security, tapi juga pariwisata digital yang disokong dengan teknologi informasi dan komunikasi yang memadai.

Baca Juga: RCTI Resmi Membuka Audisi Hafiz Indonesia 2021, Cek Persyaratan dan Cara Pendaftarannya di Sini!

Johnny menambahkan bahwa mulai tahun 2020–2022, infrastruktur pendukung teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan akses internet super cepat, berupa fasilitas 4G di seluruh pusat kota dan desa pada destinasi pariwisata akan dibangun di Nusa Tenggara Timur.

"Hal ini dilakukan, karena salah satu kunci sukses pariwisata yaitu melibatkan desa-desa atau masyarakat lokal untuk bisa maju bersama dalam membangkitkan pariwisata," kata Johnny.

Johnny juga menjelaskan teknologi fiber optic sudah terhubung mulai dari Labuan Bajo ke Pulau Timor dan Maluku Tenggara, kemudian menyambung ke Papua, Ternate, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, lalu disambung ke Jawa.

Baca Juga: Bacaan Do'a dan Dzikir di Pagi Hari untuk Mengawali Hari

Sementara itu, koneksi dari Timur ke Barat yang mulai dari Labuan Bajo ke Mandalika, Denpasar, Surabaya, dan kembali ke pusat pelayanannya di Jakarta belum terhubung.

Oleh karena itu, saat ini sedang operator dan mitra Kominfo sedang menyiapkan penyambungan tersebut

“Untuk itu dibutuhkan dukungan dan kerja sama dari pemerintah daerah terkait pembangunan fiber optic ini. Mudah-mudahan semua dapat berjalan dengan lancar,” kata Johnny.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Tags

Terkini

Terpopuler