Network
PORTAL PROBOLINGGO - Makin banyaknya industri yang berkembang di era modern ini sangat berdampak pada lingkungan.
Sebagian pemilik industri mungkin saja bersikap acuh tak acuh. Nmun sebagian lagi berusaha untuk membuat bagaimana jalannya produksi mulai dari bahan mentah hingga produknya menjadi seramah mungkin dengan lingkungan.
Bahkan, beberapa pemilik industri dan pengusaha rela merogoh biaya lebih besar untuk membayar pakar agar bisa memberikan solusi ramah lingkungan untuk industrinya.
Salah satu inovasi teknologi unik yang ramah lingkungan adalah ecoprint.
Kementerian memperkenalkan sekaligus menjelaskan tentang ecoprint melalui postingan Instagram, sebagaimana dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari akun @kemenparekraf.ri yang diunggah tanggal 27 Oktober 2020.
Kemenparekraf menjelaskan bahwa ecoprint merupakan teknologi pewarnaan media baik kain, syal, tas, kemeja, dan produk fesyen lainnya dengan menempelkan bentuk asli tumbuhan seperti daun dan bunga pada media tersebut.
Teknik ini sesungguhnya sudah ada sejak zaman dulu dan merupakan teknik dengan proses serta bahan yang sederhana yaitu kain, air tawas, dan dedaunan yang nantinya bisa menghasilkan motif-motif yang unik dan pastinya ramah lingkungan.
Selain motif yang unik, warna yang dihasilkan dari teknik ecoprint ini cenderung kalem dan memiliki nuansa vintage.
Daun yang umumnya digunakan untuk teknik ini adalah daun jati, daun lanang, jarak kepyar, miyoo, hingga jintiri.
Hal yang membuat teknik ecporint lebih unik adalah bahan yang sama bisa menghasilkan warna yang berbeda tergantung jenis tanaman, bagian yang digunakan, pH, kualitas air, waktu pengolahan, metode penerapan, serta jenis serat bahan.
Oleh karena itu, tak heran jika produk fesyen hasil ecoprint bisa dibilang merupakan produk limited edition.
Di Indonesia sendiri, beberapa merk seperti Cinta Bumi Artisan dan Arane Ecoprint telah menggunakan teknik ini.
Produk-produk yang terpampang di Instagram merk-merk itu pun terlihat menggiurkan untuk dicoba.***
Artikel Rekomendasi