Untuk menceritakan kembali isi cerita, tentulah adik-adik harus membaca teks bacaan secara keseluruhan agar memahami makna teks.
Berdasarkan bacaan di halaman 112-113, teks "Asal-usul Burung Cenderawasih" merupakan cerita rakyat, yaitu legenda. Teks tersebut berisi kisah seorang kakak bernama Kweiya yang tidak disenangi oleh adik-adik tirinya karena merasa iri.
Kweiya dijebak di hutan oleh adik- adiknya sehingga tersesat. Kemudian, Kweiya memintal benang untuk dijadikan sayap. Sayap tersebut disisipkan di ketiaknya sehingga Kweiya berubah menjadi burung Cenderawasih.
Baca Juga: Ceramah Singkat, Padat, dan Jelas Ramadhan 2021 : Tema Sabar Berbuah Manis
Baca Juga: Tanggapi Munculnya Corona Varian Baru B117, Kapolri Imbau Jajarannya untuk 3T
Ibu Kweiya yang mengetahui cerita Kweiya pun merasa sedih. Kemudian, ibu Kweiya membuat pintalan benang yang sama dengan Kweiya. Ibu Kweiya menyisipkan hasil pintalan benang di ketiaknya.
Akhirnya, ibu Kweiya juga berubah menjadi burung Cenderawasih. Adik-adik tiri Kweiya merasa sangat menyesal.
Berdasarkan cerita tersebut dapat diambil pesan moral bahwa kita harus menjauhkan diri dari sifat iri karena dapat merusak kerukunan dalam persaudaraan. Selain itu, kita harus berhati-hati dalam bertindak agar tidak menimbulkan penyesalan.
Tugas berikutnya di halaman 114, adik-adik diminta untuk mencari cerita fiksi yang beredar di wilayah Papua selain "Asal-usul Burung Cenderawasih".
Artikel Rekomendasi