Kisah Sunan Kalijaga, Pernah Jadi Begal dan Rampok Demi Membantu Orang Miskin

- 24 April 2021, 16:01 WIB
Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga. //Wikipedia

PORTAL PROBOLINGGO - Sunan Kalijaga merupakan Salah satu tokoh Wali Songo yang sangat berperan dalam menyebarkan dakwah di Pulau Jawa.

Dalam mengajarkan ajaran agama Islam, Sunan Kalijaga sering memakai pakaian yang berwarna hitam dengan blangkon khas Jawa yang Beliau pakai. Hal ini menandakan keluasan serta kesederhanaan Beliau.

Dalam berdakwah atau menyebarkan ajaran agama Islam, Sunan Kalijaga juga berbeda dengan para Wali lainnya. Beliau cenderung lebih halus atau pelan-pelan dalam memasukan ajaran Islam ke dalam kebiasaan atau tradisi Jawa. Sampai akhirnya Islam bisa masuk ke Pulau Jawa seperti sekarang ini.

Baca Juga: Sedang Tayang! LIVE STREAMING PS Sleman vs PSM Makassar Sabtu 22 April 2021, Siapakah yang Akan Menang

Sunan Kalijaga memiliki nama asli Raden Sahid. Ia merupakan anak dari Bupati atau Tumenggung Tuban Arya Wilatikta.

Riwayat hidup Sunan Kalijaga diwarnai kenakalan masa muda yang tidak lazim. Jika Sunan-sunan sebelumnya menempuh masa muda di pesantren, Sunan Kalijaga justru berjudi, meminum arak, mencuri dan menjadi begal.

Sunan Kalijaga merasa prihatin melihat keadaan masyarakat Tuban akibat upeti dan kemarau panjang. Melihat kejadian itu, Sunan Kalijaga bongkar gudang kadipaten dan bagikan bahan makanan kepada orang-orang yang memerlukannya.

Dia tertangkap basah dan dihadapkan kepada ayahnya, adipati Tuban Tumenggung Wilatikta. Merasa tercoreng, ayahnya mengusir Raden Syahid.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING IKATAN CINTA 24 April 2021 : Andin Tanya Soal Serenity Hotel, Elsa Berbohong?

Walau sudah diusir dari Tuban, Sunan Kalijaga tidak berhenti melakukan aksi pembegalan. Ia merampok orang-orang kaya di Kadipaten Tuban.

Ayahnya semakin marah ketika mengetahui aksi tersebut. Lalu, Sunan Kalijaga kembali diusir dan disuruh angkat kaki dari wilayah Kadipaten Tuban.

Kenakalan Raden Sahid semakin menjadi-jadi. Raden Sahid kemudian menjadi perampok. Bahkan, ia tidak segan untuk membunuh orang. Raden Sahid lalu mendapat sebutan Lokajaya.

Saat itu, Raden Syahid bertemu dengan seseorang di hutan Jati Wangi. Belakangan, orang tua tersebut kelak diketahui sebagai Sunan Bonang.

Raden Syahid tidak mengenal orang tua tersebut. Lantaran masih memiliki jiwa begal, ia memiliki niatan untuk membegal Sunan Bonang.

Baca Juga: 4 Resep Mudah Membuat Masker Alami Yang Dapat Sehatkan dan Cerahkan Kulit Wajah, Tidak Perlu Repot Ke Salon

Karena itu, wali tua itu pun hendak dimangsanya. Pikirnya, ada orang kaya yang bisa dibegal.

Singkat cerita, Sunan Kalijaga berhasil melumpuhkan Sunan Bonang. Ia minta Sunan Bonang menyerahkan barang bawaannya.

Tapi Sunan Bonang menolak permintaan tersebut. Kemudian Raden Syahid pun menjelaskan alasannya membegal adalah untuk membantu orang miskin.

Dalam cerita versi lain, Sunan Kalijaga meminta maaf dan bertobat lantaran Sunan Bonang menasihatinya dan menunjukkan kesaktiannya mengubah buah pohon aren menjadi emas.

Pertemuan itu membuat Sunan Kalijaga bertobat dan memohon agar diperbolehkan menjadi muridnya. Sunan Bonang menerima permintaan tersebut.

Namun ia punya suatu syarat, yaitu Sunan Kalijaga harus bersemedi di pinggir kali sampai Sunan Bonang kembali. Sunan Kalijaga menyanggupi syarat tersebut.

Alkisah, Sunan Bonang pun akhirnya kembali ke tempat yang sama setelah tiga tahun. Ia menemukan Sunan Kalijaga tubuhnya sudah dirambati oleh rerumputan.

Baca Juga: Lirik dan Chord Lagu Mencari Cinta Oleh NOAH feat Bunga Citra Lestari, Cinta Ini Menutup Mataku

Melihat keteguhan hati Raden Syahid, Sunan Bonang pun takjub. Kejadian ini pula yang kemudian memunculkan nama "Sunan Kalijaga".

Sunan Kalijaga juga memiliki cara yang unik saat menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Ia berhasil mengenalkan Islam dengan memadukan budaya Jawa seperti wayang. Sunan Kalijaga juga mengarang sebuah tembang Jawa yang terkenal yaitu Ilir-Ilir. ***

Editor: Jati Kuncoro


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini