Kisah Gol Tangan Tuhan Diego Maradona di Piala Dunia Meksiko 1986

- 26 November 2020, 12:25 WIB
Diego Maradona (kanan)
Diego Maradona (kanan) /Instagram/@maradona

PORTAL PROBOLINGGO - Legenda sepak bola dunia Diego Armando Maradona tutup usia akibat serangan jantung pada usia 60 tahun.

Dunia berduka. Ucapan belasungkawa membanjiri dari banyak pihak. Termasuk Presiden Argentina dan Paus Fransiskus. Di negara kelahirannya, bahkan, diberlakukan Hari Berduka Nasional selama 3 hari.

Maradona menyedot perhatian dunia setelah mencetak gol 'gaib' ke gawang timnas Inggris pada putaran perempat final Piala Dunia 1986 di Meksiko.

Baca Juga: Diego Maradona Meninggal Dunia, Ini Ucapan Duka Dari Lionel Messi hingga Cristiano Ronaldo

Pada menit ke-51, Maradona menerima umpan dan 'menanduk' bola ke gawang Peter Shilton, kiper timnas Inggris.

Gol ini kemudian menjadi kontroversi sebab bola sebenarnya disentuh dengan tangan Maradona, bukan kepala.

Namun, ketika itu teknologi kamera (VAR) belum secanggih sekarang. Wasit tetap pada keputusannya, tak ada pelanggaran. Maradona dianggap menanduk bola, bukan menyentuhnya.

Baca Juga: Legenda Sepak Bola Argentina Diego Maradona Si 'Tangan Tuhan' Meninggal Dunia di Usia 60

Gol itu kemudian kondang disebut sebagai gol yang dicetak dengan 'setengah kepala Maradona dan sedikit sentuhan tangan Tuhan'.

Itulah kisah awal sebutan 'Tangan Tuhan' yang melekat pada Diedo Armando Maradona, yang wafat pada Rabu kemarin.

Akan tetapi, bukan hanya gol 'Tangan Tuhan' yang bakal dikenang dalam pertandingan kontra timnas Inggris tersebut.

Baca Juga: Pemain Legenda Argentina, Diego Maradona Meninggal Dunia, Sepak Bola Kembali Berduka

4 menit berselang, Maradona seolah-olah hendak mengatakan bahwa ia memang memiliki skil dan kapasitas mumpuni, bukan sebatas trik dan kontroversi.

Gelandang bernomor punggung 10 tersebut menggiring bola seorang diri dan berhasil melewati 5 pemain Inggris, sebelum kemudian mengoceh Piter Shilton sang penjaga gawang.

Hanya butuh 44 langkah, 12 sentuhan, dan 10,8 detik bagi Maradona untuk melewati 5 pemain Inggris dan melesatkan gol.

Baca Juga: Maradona Meninggal Dunia, Legenda Brazil Ini Ucapkan Bela Sungkawa

"Saya merasa ingin bertepuk tangan," tutur striker Inggris kala itu, Gary Lineker, turut terpukau, seperti dilansir dari The Guardian.

Setelah berhasil mengalahkan Inggris, Sang Kapten Maradona sukses menganugerahkan trofi Piala Dunia 1986 kepada negaranya. Di final, Argentina berhasil melibas Jerman Barat.

Jauh sebelumnya, nama Maradona memang telah menyabet banyak penghargaan di tingkat lokal. Pada 1979 dan 1980, ia mendapat gelar Pemain Terbaik Amerika Selatan dan penghargaan Bola Emas Piala Dunia 1986-- meskipun ia menuai gol kontroversi.

Baca Juga: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Mahfud MD : Tidak Akan Ada Intervensi Pihak Pemerintah

Maradona melakukan debut profesionalnya pada tahun 1976, pada usia 16 tahun. Pada usia 20 tahun, Maradona bergabung dengan klub divisi utama Boca Juniors. 28 gol dari 40 penampilannya sangat membantu Boca untuk memenangkan Primera Division Metropolitano.

Satu tahun berselang, ia pindah ke klub raksasa Spanyol, Barcelona. 2 tahun di sana, Maradona sukses membawa El Barca memenangi Copa Del Rey 1983.

Setelah membela Blaugrana, Maradona pindah ke Napoli. Tim yang kemudian benar-benar memiliki romantisme khusus dengannya.

Baca Juga: Edhy Prabowo Jadi Tersangka, Fadli Zon Sindir KPK Soal Kasus Harun Masiku

Maradona sukses memimpin Napoli mengakhiri dominasi Juventus dan Milan di Serie A 1987, di mana Gli Azzuri, julukan Napoli, menjadi tim Italia Selatan pertama yang memenangkan kompetisi seria A.

Pada tahun 1989, ia bahkan mempersembahkan trofi UEFA kepada Napoli, setelah sebelumnya mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak. Di Napoli, Maradona dipuja bak seorang dewa.

Karirnya mulai meredup akibat pemberitaan 'kecanduan kokain' yang datang bertubi-tubi. Maradona juga sempat terkena sanksi larangan bermain pada 1991 akibat penyalahgunaan narkoba.

Baca Juga: Jokowi Tunjuk Luhut Pandjaitan Gantikan Edhy Prabowo, Ini Riwayat Jabatan Sang Menko Maritim

Dan, yang paling dikenang, ialah ketika Maradona dihukum tak bisa mengikuti Piala Dunia Amerika Serikat tahun 1993 setelah dinyatakan positif obat-obatan efedrin.

Si Anak Emas asal Argentina akhirnya memutuskan gantung sepatu pada 1997, saat berusia 37 tahun, pensiun dari dunia sepak bola yang mengharumkan namanya sekaligus mencederainya.

Namun dunia tetap mengingatnya sebagai legenda. Legenda yang tak tergantikan. Dunia berbondong-bondong mengantar Diego Armando Maradona berpulang .  ***

 

 

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini