Mengenal Arti dan Sejarah Cap Go Meh, Penutup Rangkaian Perayaan Tahun Baru Imlek

- 31 Maret 2021, 10:01 WIB
Warga berswafoto di pintu gerbang Kelenteng Hok Lay Kiong, Bekasi, Jawa Barat, Kamis 11 Februari 2021. Sembahyang malam Imlek dengan menerapkan protokol kesehatan sebagai ungkapan rasa syukur atas rejeki dan keselamatan dari Tuhan serta untuk pengharapan kehidupan lebih baik di tahun Kerbau Logam.
Warga berswafoto di pintu gerbang Kelenteng Hok Lay Kiong, Bekasi, Jawa Barat, Kamis 11 Februari 2021. Sembahyang malam Imlek dengan menerapkan protokol kesehatan sebagai ungkapan rasa syukur atas rejeki dan keselamatan dari Tuhan serta untuk pengharapan kehidupan lebih baik di tahun Kerbau Logam. /Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO

PORTAL PROBOLINGGO - Perayaan Cap Go Meh merupakan penutup dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek.

Festival Cap Go Meh menjadi perayaan spesial bagi warga Tionghoa. Momen ini sangat dinanti-nanti setiap tahunnya.

Cap Go Meh dirayakan setelah datangnya Tahun Baru Imlek. Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari tionghoa info, Secara harfiah, 'cap go' berarti lima belas dalam dialek Hokkien.

Perayaannya jatuh pada hari ke-15 setelah perayaan Imlek atau bertepatan dengan munculnya bulan purnama.

Baca Juga: Ikatan Cinta Rabu 31 Maret 2021, Tak Ingin Semuanya Terbongkar, Elsa Kembali Rencanakan Hal Licik?

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta Rabu 31 Maret 2021, Semakin Curiga, Aldebaran dan Andin Terus Selidiki Elsa?

Cap Go Meh melambangkan hari kelima belas bulan pertama Imlek dan merupakan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek bagi komunitas migran Tionghoa yang tinggal di luar China. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkian yang bila diartikan secara harfiah bermakna “15 hari atau malam setelah Imlek”.

Bila dipenggal per kata, ‘Cap’ mempunyai arti sepuluh, ‘Go’ adalah lima, dan ‘Meh’ berarti malam.

Budayawan Jongkie Tio menjelaskan, secara garis besar, perayaan tahun baru Imlek dibagi menjadi tiga bagian. Di antaranya Imlek, sembahyang Tuhan dan Cap Go Meh.

Baca Juga: Biodata, Profil, Fakta-fakta Menarik dan Lengkap Member NCT Dream

Baca Juga: 5 Resep Takjil yang Segar, Manis, dan Simpel Disajikan untuk Menu Buka Puasa Ramadhan 2021

"Imlek lekat dengan festival naga dan barongsai. Naga, barongsai, tetabuhan, dan petasan dipercaya bisa mengusir roh jahat dan mengusir hawa buruk" katanya.

Kemudian, pada pekan pertama, warga keturunan Tionghoa melakukan sembahyang Tuhan Allah.

Jongkie berkata, semua vihara maupun klenteng bakal ramai dikunjungi mereka yang bakal melakukan sembahyang di muka pintu pada pukul 12 malam. Sembahyang dimaksudkan untuk berterimakasih pada Tuhan.

"Minggu kedua adalah perayaan Cap Go Meh. Ini perayaan menyambut musim semi. Seperti kalau habis panen ada syukuran, ungkapan terima kasih, lalu supaya hasil panen berikutnya baik, usaha dagang juga baik," tuturnya.

Perayaan Cap Go Meh atau Perayaan Lampion ini tidak hanya dirayakan di Indonesia saja. Beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga ikut merayakan hari raya ini. Di negara Tiongkok, festival Cap Go Meh dikenal dengan nama Festival Yuanxiao atau Festival Shangyuan.

Perayaan ini awalnya dirayakan sebagai hari penghormatan kepada Dewa Thai Yi. Dewa Thai Yi sendiri dianggap sebagai Dewa tertinggi di langit oleh Dinasti Han (206 SM – 221 M).

Upacara ini dirayakan secara rutin setiap tahunnya pada tanggal 15 bulan pertama menurut sistem penanggalan kalender Imlek. Upacara ini dahulu dilakukan tertutup hanya untuk kalangan istana dan belum dikenal secara umum oleh masyarakat Tiongkok.

Upacara ini dilakukan pada malam hari; untuk itu perlu disiapkan penerangan dengan lampu-lampu lampion yang dipasang sejak senja hari hingga keesokan harinya. Inilah yang kemudian menjadi lampion-lampion dan aneka lampu berwarna-warni yang menjadi pelengkap utama dalam perayaan Cap Go Meh.

Ketika pemerintahan Dinasti Han berakhir perayaan ini menjadi lebih terbuka untuk umum. Saat Tiongkok dalam masa pemerintahan Dinasti Tang, perayaan ini juga dirayakan oleh masyarakat umum secara luas. Festival ini adalah sebuah festival dimana masyarakat diperbolehkan untuk bersenang-senang.

.Saat malam tiba, masyarakat akan turun ke jalan untuk menikmati pemandangan lampion berbagai bentuk yang telah diberi berbagai hiasan.

Di malam yang disinari bulan purnama sempurna, masyarakat akan menyaksikan tarian naga (masyarakat Indonesia mengenalnya dengan sebutan ‘Liong’) dan tarian Barongsai. Mereka juga akan berkumpul untuk memainkan sebuah permainan teka-teki dan berbagai macam permainan lainnya, sambil menyantap sebuah makanan khas bernama Yuan Xiao atau Wedang Ronde.

Tentu saja, malam tidak akan menjadi meriah tanpa kehadiran kembang api dan petasan.

Yuan Xiao sendiri adalah sebuah makanan yang menjadi bagian penting dalam festival tersebut. Yuan Xiao atau juga biasa disebut Tang Yuan adalah sebuah makanan berbentuk bola-bola yang terbuat dari tepung beras. Bila ditilik dari namanya, Yuan Xiao mempunyai arti ‘malam di hari pertama’.

Makanan ini melambangkan bersatunya sebuah keluarga besar yang memang menjadi tema utama dari perayaan Hari Imlek.

Perayaan Festival Cap Go Meh di Indonesia sendiri sangat bervariasi. Perayaan biasanya dilakukan oleh umat kelenteng-kelenteng atau Vihara dengan melakukan kirab atau turun ke jalan raya sambil menggotong ramai-ramai Kio/Usungan yang didalamnya diletakkan arca para Dewa.

Bahkan di beberapa kota di tanah air seperti di daerah Jakarta dan di Manado, terdapat atraksi ‘lokthung‘ atau ‘thangsin‘ dimana ada seseorang yang menjadi medium perantara yang konon setelah dibacakan mantra tertentu dipercaya telah dirasuki oleh roh Dewa untuk memberikan berkat bagi umat Nya.

Mereka biasanya akan melakukan beberapa atraksi sayat lidah, memotong lengan atau menusuk bagian badannya dengan sabetan pedang, golok, dan lain sebagainya. Sementara di Kalimantan, tepatnya di kota Pontianak dan Singkawang, atraksi ini disebut ‘Tatung‘.***


Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini