Tips dan Trik Memilih Biji Kopi Arabika, Mulai dari Pilih Varietas sampai Teknik Sangrai

- 3 Oktober 2020, 20:13 WIB
Ilustrasi biji kopi.
Ilustrasi biji kopi. /pixabay.com
 
 
PORTAL PROBOLINGGO - Beberapa penggemar kopi terkadang bingung menentukan biji kopi Arabika apa yang paling pas untuk dibeli.
 
Hal ini bisa jadi disebabkan karena semakin banyaknya kafe-kafe yang terus bermunculan seerta tren kopi tanpa gula yang kini sedang merebak di kalangan pecinta kopi.
 
Mengutip dari fivesenses.com.au, berikut adalah aspek-aspek yang perlu dierhatikan para penggemar kopi agar lebih mudah memilih biji kopi.
 
 
1. Varietas
 
Kopi Arabika memiliki banyak sekali varietas. Beberapa yang umum ditanam di negara-negara penghasil kopi adalah Bourbon, Typica, dan juga Caturra. 
 
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa varietas kopi lokal seperti Andungsari, Sigararutang, Lini S, Kartika, dan Ateng Super.
 
Memilih varietas pada kopi layaknya memilih varietas pada buah-buahan seperti misalnya golek, Indramayu, arumanis, atau gedong gincu untuk buah mangga.
 
Seperti rasa, aroma, maupun tekstur pada buah, varietas kopi berpengaruh pada karakter rasa (taste notes).
 
 
Saat ini, varietas yang dianggap memiliki rasa yang seimbang (keasaman tak terlalu tinggi, ada rasa manis, lembut, dan bersih) adalah varietas Geisha yang merupakan varietas kopi termahal saat ini.
 
2. Blend atau Single Origin
 
Kopi Single Origin atau yang dikenal dengan kopi spesialty adalah kopi yang benar-benar khas dari suatu daerah atau tempat.
 
Kopi Single Origin umumnya berasal dari kebun atau daerah tanam tertentu dengan ketinggian tanam tertentu. 
 
Kopi Blend merupakan biji kopi yang terdiri dari campuran dau atau lebih kopi Single oringin. 
 
Kopi Blend juga bisa saja merupakan percampuran kopi Arabika dengan Robusta atau Arabika dengan kopi jenis lain.
 
Pencampuran biji kopi ini umumnya dilakukan untuk menciptakan rasa yang seimbang ketika sebuah rumah sangrai (roastery) akan membuat biji kopi espresso.
 
 
Tujuan dari pencampuran ini adalah menciptakan karakter rasa yang seimbang atau saling melengkapi antara kopi Single Origin satu dengan yang lainnnya.
 
3. Asal Kopi
 
Ketika Anda memilih kopi Single Origin, tentu yang menjadi pertimbangan selanjutnya adalah asal kopi.
 
Asal kopi sangat memengaruhi rasa pada kopi. Kopi yang berasal dari negara-negara Afrika seperti Ethiopia, Kenya, Burundi, dan negara penghasil kopi lainnya pada umumnya menghasilkan aroma buah-buahan, rasa asam yang cukup ketara dan rasa kopi yang penuh (full body).
 
Kopi yang berasal dari negara-negara Amerika seperti Brazil, Colombia, Guatemala, dll menghasilkan kopi dengan aroma coklat atau kacang-kacangan, rasa manis yang terasa, dan rasa lembut di mulut (light body).
 
Indonesia sendiri memiliki kopi dengan rasa yang berbeda-beda di tiap daerah. Kopi dari daerah-daerah di Jawa dan Bali memiliki aroma buah-buahan dan rasa asam yang menengah hingga tinggi.
 
Kopi yang berasal dari Sumatra dan Sulawesi cemderung memiliki aroma spicy dan keasaman sedang hingga tinggi.
 
 
Kopi yang berasal dari dari dan daerah Indonesiacenderung memiliki aroma sedikit tajam seperti tembakau dan buah kismis dengan keasaman sedang dan rasa manis.
 
4. Proses Pascapanen
 
Terdapat beberapa proses pascapanen seperti wash, natural, wine, honey yang umum digunakan dalam kopi. Selain keempat proses pascapanen tersebut, di Indonesia, ada proses khusus dan spesial yaitu proses luwak.
 
Kini, proses-proses pascapanen yang telah disbeutkan telah mengalami pengembangan speerti proses frozen cherry, proses Kenya, dan proses lactic fermentation.
 
Pada intinya, proses pasca panen dapat mempengaruhi kopi yang dihidangkan mulai dari rasa, aroma, dan tingkat keasaman kopi.
 
 
5. Profil Sangrai
 
Terdapat dua profil sangrai yang umum digunakan pada kopi yaitu espresso dan filter coffee.
 
Kopi dengan profil sangrai espresso memungkinkan untuk menghasilkan kopi dengan karakter rasa yang sederhana dan aroma yang kuat.
 
Hal ini terjadi karena kopi espresso disangrai secara khusus untuk menghilangkan asam dan menghasilkan kafein yang lebih tinggi.
 
Berbeda dengan espresso, filter coffee adalah biji kopi yang disangrai untuk memunculkan aneka karakter rasa dan aroma dalam kopi.
 
6. Kesegaran Kopi
 
Mitos mengatakan bahwa biji kopi yang sudah lebih dari dua minggu disimpan sudah tidak baik. Namun hal ini tentu saja tidak benar.
 
Kopi memang idealya habis dalam waktu seminggu sampai dua minggu. Hal ini berhubungan dengan rasa dan aroma kopi yang terbaik.
 
Namun, tak jarang kopi yang disimpan lebih lama lagi dapat memunculkan aroma atau taste notes yang sebelumnya tidak terdekteksi saat kopi memasuki satu sampai dua minggu pertama setelah disangrai. ***       

Editor: Hari Setiawan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x