Toxic Positivity, Perkataan Baik Tapi Menyakiti, Pernah Melakukan?

- 20 Oktober 2020, 20:45 WIB
 Ilustrasi anak yang sedang menangis
Ilustrasi anak yang sedang menangis /Pixabay/geralt/

PORTAL PROBOLINGGO - Banyak orang mengutarakan kata-kata positif bermaksud untuk menyemangati orang lain yang dalam kesulitan.

Memang tidak ada yang salah dengan kata-kata positif. Nyatanya, itu bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan dan membantu memotivasi.

Tetapi kata-kata positif yang diutarakan juga bisa berbahaya jika tidak tulus, memaksa, atau mendelegitimasi perasaan cemas, takut, sedih, atau kesulitan yang sebenarnya.

Banyak orang yang tidak memahami toxic positivity sehingga dengan sengaja atau tidak kata-kata positif itu justru menyakiti.

Baca Juga: Hari Ini Terakhir! Buruan Daftar Beasiswa LPDP, Begini Cara Daftarnya

Misalnya, ada orang yang tengah terkena PHK karena Covid-19 lalu temannya mengatakan bahwa dia harus semangat, dia harus bersyukur masih memiliki keluarga lengkap tidak tertular Covid-19.

Terlihat memang hal tersebut merupakan perkataan positif, namun siapa sangka bahwa perkataan semacam itu bisa membuat seseorang menjadi lebih tertekan.

Kata-kata pada contoh di atas tidak satupun yang dapat membuat semangat orang yang tengah menderita bahkan cenderung pada penghakiman.

Lalu, apakah toxic positivity itu?

Halaman:

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini