Puisi Rindu Acep Zamzam Noor yang Meneduhkan Hati

- 23 November 2020, 16:26 WIB
buku puisi
buku puisi /pixabay/Gabriele M. Reinhardt

 



PORTAL PROBOLINGGO - Acep Zamzam Noor merupakan penyair dari Tasikmalaya yang lahir pada 28 Februari 1960. Berawal dari dunia pesantren, membuat puisi-puisi Acep bernuansa sufistik.

Puisi melankoli yang penuh perenungan dari Acep membuat banyak orang menjadi terenyuh, terutama puisi-puisi cinta dari Acep yang identik dengan rindu.

Berikut puisi Acep Zamzam Noor yang bertemakan rindu.

Baca Juga: 5 Tips Sukses Menanam serai Di Rumah Ala Kementan, Pecinta Masakan dan Jamu Wajib Tahu

ZIKIR

Aku mengapung
Ringan
Meninggi padamu. Bagai kapas menari-nari
Dalam angin
Jumpalitan bagai ikan
Bagai lidah api

Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggi-manggil
Namamu

Inilah zikirku:
Lelehan aspal kealpaanku, cairan timah
Kekeliruanku, gemuruh mesin keliaranku
Tumpukan sampah keterpurukanku
Selokan mampat kesia-siaanku

Baca Juga: Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Masih Tinggi, BPPTKG Imbau Masyarakat Tetap Tenang Dan Tidak Panik

Aku tak tidur padahal ngantuk, tak makan
Padahal lapar, tak minum padahal haus
Tak menangis padahal sedih, tak berobat
Padahal luka, tak bunuh diri
Padahal patah hati

Anne! Anne! Anne!

Zikirku seribu sepi menombakmu
Menembus lapisan langitmu, membongkar
Gumpalan megamu, membakar pusaran
Kabutmu, menghanguskan jarak
Ruang dan waktu

Baca Juga: Inspirasi 20 Nama Bayi Laki-Laki Unik Awalan Huruf N, Lengkap dengan Maknanya


Aku mencair
Bagai air
Mengalir padamu. Bagai hujan  
Tumpah ke bumi
Menggelinding bagai batu
Bagai hantu

Anne! Anne! Anne!

Inilah rentetan tembakan kerinduanku, lemparan
Granat ketakutanku, dentuman meriam kemabukanku
Luapan minyak kegairahanku, kobaran tungku kecintaanku
Semburan asap kepunahanku

Baca Juga: Resep Ayam Goreng Cabe Ijo, Makanan yang Memadukan Rasa Gurih dan Pedas

Aku tak mengemis padahal miskin, tak mencuri
Padahal terdesak, tak merampok padahal banyak utang
Tak menipu padahal ada kesempatan, tak menuntut
Padahal punya hak, tak memaksa
Padahal putus asa

Anne! Anne! Anne!

Zikirku seribu sunyi mengejarmu
Menggedor barikade pertahananmu, menerobos
Dinding persembunyianmu, mengobrak-abrik ruang
Semadimu, menghancurkan singgasana
Kekhusyukanmu

Baca Juga: Tanpa Partisipasi Berarti dari Trump, Para Pemimpin G20 Sepakati Pembagian Vaksin Secara Merata

Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggil-manggil
Namamu.***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah