Amerika Serikat Belum Bersedia Menerima Kesepakatan Nukir yang Ditawarkan Iran

3 Februari 2021, 10:07 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden./ /Tangkap layar youtube.com/Joe Biden.

PORTAL PROBOLINGGO - Terkait kesepakatan nuklir Iran yang terjadi pada Tahun 2015, Amerika Serikat belum merubah pendiriannya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, menegaskan bahwa Teheran harus mengambil langkah pertama sebelum Washington siap untuk bergabung kembali dengan pakta tersebut.

Pada hari senin, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyarankan agar Uni Eropa dapat menengahi upaya Iran dan AS untuk kembali mematuhi kesepakatan.

Baca Juga: Song Joong Ki hingga Kim Tae Ri Membahas Karakter Mereka dalam Film Space Sweepers

Menanggapi pernyataan Zarif, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan bahwa AS siap untuk menempuh jalur diplomasi jika Iran mematuhi kesepakatan.

Kesepakatan yang ditandatangani pada 2015 lalu membuat Teheran harus membatasi program nuklirnya agar bisa mendapat keringanan sanksi.

Sebelumnya, Mantan Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018.

Baca Juga: 10 Lokasi Wisata Kuliner Enak di Jombang, Bisa Manjakan Lidah di Kota Pesantren

Hal tersebut disusul dengan pemberlakuan kampanye sanksi maksimum terhadap Teheran dan melonggarkan kepatuhan AS terhadap kesepakatan tentang pengayaan dan penimbunan uranium.

Saat ini di pemerintahan Biden, kesepakatan dengan Iran menjadi hal yang diprioritaskan, ini bertujuan untuk menahan ambisi nuklir Iran.

Pekan lalu, Biden menunjuk Robert Malley sebagai utusan khusus untuk iran.

Baca Juga: Ji Soo Ungkap Karakter On Dal Dalam 'River Where The Moon Rises', Ternyata Punya Keunggulan Ini

Penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, dan calon wakil menteri luar negeri, Wendy Sherman, juga merupakan negosiator kunci dalam kesepakatan Iran.

Namun, setelah menjabat pekan lalu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan bahwa proses negosiasi dengan Iran masih panjang.

Dalam sebuah wawancara yang dirilis pada hari Senin, Blinken mengatakan Iran mungkin hanya membutuhkan beberapa bulan lagi untuk mengembangkan 'bahan fisil untuk bom nuklir' jika Iran terus melanggar kesepakatan.

Baca Juga: Surah Al Fiil Ayat 1 - 5 Arab, Latin dan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Tuduhan tersebut mendapat teguran dari Zarif yang mengatakan kepada CNN bahwa pernyataan itu "lebih ditujukan kepada opini publik daripada kenyataan" dan mengatakan Teheran tidak sedang berusaha untuk membangun senjata nuklir.

Dalam wawancara yang sama, Zarif mengatakan AS memiliki waktu terbatas untuk bergabung kembali dengan kesepakatan itu. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler