PORTAL PROBOLINGGO - Menanggapi kudeta yang saat ini terjadi di Myanmar, operator telekomunikasi lokal di Myanmar mulai memblokir Facebook untuk sementara mengikuti perintah dari pemerintah militer negara itu.
Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari Engadget, tidak hanya Facebook, tetapi Messenger, Instagram dan WhatsApp juga tidak bisa diakses melalui MPT, operator telekomunikasi terbesar Myanmar, yang juga sebagian dimiliki oleh negara.
Dikutip dari salah satu cuitan pengguna Twitter @hninyaadanazaw, dikatakan bahwa pemerintah militer baru memerintahkan perusahaan telekomunikasi untuk sementara memblokir Facebook karena dianggap platform media sosial tersebut mengganggu pemulihan stabilitas di negara tersebut.
Baca Juga: Daftar 34 Provinsi di Indonesia Lengkap dengan Nama Ibukota, Tanggal Berdiri, dan Luasnya
Pemerintah mengklaim bahwa Facebook telah berkontribusi atas ketidakstabilan di negara tersebut karena orang-orang bergantung pada situs web tersebut untuk mendapatkan informasi.
Penutupan itu sendiri dijadwalkan hanya sampai tengah malam 7 Februari.
"Kami menyadari bahwa akses ke Facebook saat ini terganggu untuk beberapa orang," kata juru bicara Facebook .
"Kami mendesak pihak berwenang untuk memulihkan konektivitas sehingga orang di Myanmar dapat berkomunikasi dengan keluarga dan teman mereka serta mengakses informasi penting," tambahnya.
Keputusan ini diambil setelah militer Myanmar yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing menahan pemimpin terpilih negara itu, Aung San Suu Kyi.
Partai Suu Kyi memenangkan pemilu pada November di negara itu dengan telak, merebut 346 dari 476 kursi parlemen. Namun, Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan, yang memiliki hubungan dengan militer, menolak hasil pemilu, mengklaim telah terjadi kecurangan.
Pada hari Selasa, Facebook mem-ban akun yang terkait dengan stasiun TV Myawaddy, yang telah mempromosikan tindakan militer kepada lebih dari 33.000 orang sejak awal 2020.
Saat itu, juru bicara Facebook mengatakan perusahaan tersebut memantau dengan cermat peristiwa politik di Myanmar, serta berusaha untuk menghentikan informasi yang salah dan konten yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut.
Baca Juga: Ayo Segera Klaim Hadiahnya! Kode Redeem PUBG Mobile Februari 2021
Facebook sendiri memiliki sejarah yang rumit di Myanmar. Perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu telah lama disalahkan karena tidak berbuat cukup baik untuk mengekang penyebaran informasi yang salah di negara itu, dengan laporan pada 2018 yang menemukan bahwa perusahaan tersebut telah membantu memperkuat seruan untuk melakukan kekerasan.***