Sebut Korea Utara Lakukan Peretasan, Badan Intelijen Korea Selatan: Berusaha Curi Informasi Vaksin Covid-19

18 Februari 2021, 07:47 WIB
Ilustrasi. Sebut Korea Utara Lakukan Peretasan, Korea Selatan: Berusaha Curi Informasi Vaksin Covid-19. /Pixabay/torstensimon

 

PORTAL PROBOLINGGO - Badan intelijen Korea Selatan mengatakan, Korea Utara berusaha mencuri informasi tentang vaksin dan perawatan virus corona dengan meretas Pfizer.

Melansir dari Aljazeera, Pfizer adalah perusahaan farmasi AS yang vaksin Covid-19nya sangat efektif san telah diberikan kepada jutaan orang di seluruh dunia.

Korea Utara berada dalam status isolasi sejak menutup perbatasannya pada Januari tahun lalu dan pemimpin Kim Jong Un berulang kali menegaskan bahwa negara itu tidak memiliki kasus virus korona.

Baca Juga: Emma Stone Tampil Sebagai Villain dalam Trailer Film Cruella

"Badan Intelijen Nasional Seoul memberi tahu kami bahwa Korea Utara mencoba mendapatkan teknologi yang melibatkan vaksin COVID dan pengobatan dengan menggunakan perang dunia maya untuk meretas Pfizer," kata Ha Tae-keung, anggota oposisi panel intelijen parlemen Korea Selatan, kepada wartawan.

Ha tidak merinci waktu atau keberhasilan upaya tersebut. Kantornya mengkonfirmasi komentarnya tetapi tidak memberikan rincian. Terkait hal tersebut kantor Pfizer di Asia dan Korea Selatan belum memberikan komentar.

Pengungkapan hari Selasa mengikuti upaya tahun lalu oleh tersangka peretas dari Korea Utara yang membobol setidaknya sembilan sistem perusahaan perawatan kesehatan termasuk Johnson & Johnson, Novavax dan AstraZeneca.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 Halaman 128-129, 134, 135, dan 139, Subtema 3 Pembelajaran 1 dan 2

National Intelligence Service (NIS) Korea Selatan mengatakan pihaknya juga menggagalkan upaya Korea Utara untuk meretas perusahaan Korea Selatan yang mengembangkan vaksin virus corona.

Spionase digital yang diarahkan pada lembaga kesehatan, vaksin, dan pembuat farmasi telah meningkat pesat selama pandemi Covid-19.

Korea Utara sering dituduh beralih ke pasukan peretas untuk menghasilkan uang, karena sanksi internasional yang diberlakukan atas program senjata nuklirnya membuat hampir tidak mungkin bagi negara itu untuk berdagang.

Baca Juga: Trending! Upin dan Ipin 'Tumbuh Rambut' Inilah Dibalik Kisahnya, Ternyata Karena Ini

Para ahli kesehatan mengatakan bahwa motivasi Korea Utara untuk menyerang para pengembang vaksin mungkin untuk menjual data bukan mengembangkan vaksinnya sendiri.

Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa bulan lalu mengatakan bahwa peretas Korea Utara terus melakukan operasi terhadap lembaga keuangan dan lembaga pertukaran mata uang virtual untuk menghasilkan pendapatan pada tahun 2020 untuk mendukung program nuklir dan misilnya.

Pencurian total berjumlah hampir $ 320 juta, katanya. Vaksin Pfizer, yang dikembangkan bersama dengan BioNTech Jerman, menggunakan teknologi mutakhir dan mulai mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang akhir tahun lalu sebelum dirilis ke seluruh dunia.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 Subtema 2 Perubahan Lingkungan Halaman 85, 86, 90, dan 91

Kedua perusahaan tersebut mengatakan pada bulan Desember bahwa dokumen yang berkaitan dengan vaksin mereka diakses secara tidak sah dalam serangan dunia maya di server di European Medicines Agency (EMA), regulator obat Uni Eropa.

Komentar itu muncul setelah EMA yang berbasis di Amsterdam mengatakan telah menjadi korban serangan peretasan, tanpa menentukan kapan itu terjadi.

Baca Juga: Sempat Ditutup karena Pandemi Corona, Disneyland Hong Kong Akan Kembali Dibuka

Korea Utara diperkirakan menerima hampir dua juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford pada paruh pertama tahun ini sebagai bagian dari program berbagi vaksin COVAX yang didukung oleh WHO.

Sejauh ini belum dikonfirmasi apakah Korea Utara memiliki kasus COVID-19, tetapi NIS mengatakan kemungkinan wabah tersebar tidak dapat dikesampingkan mengingat Korea Utara dekat secara geografis dengan China. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler