Apes! Kim Jong Un Tanam Ranjau Tapi Malah Kena Tentara Korea Utara

- 4 Desember 2020, 13:15 WIB
Ilustrasi bendera Korea Utara.
Ilustrasi bendera Korea Utara. /Pixabay/David_Peterson
PORTAL PROBOLINGGO—Setiap negara memiliki cara tersendiri dalam menangani virus Covid-19. Begitu juga dengan Korea Utara.
 
Negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu memilih cara tak biasa demi menghambat laju penyebaran virus Covid-19. Korea Utara dikabarkan menanam ranjau di perbatasan dekat Tiongkok.
 
Namun, bak senjata makan tuan, ranjau itu dikabarkan mengenai tentara Korea Utara. Kabar yang beredar satu orang dikabarkan tewas dalam kejadian ini.
 
 
Tentara yang terkena ranjau itu diketahui berasal dari Korps Badai Korea Utara. Selain satu orang tewas, tiga tentara dikabarkan menderita luka dalam.
 
Diketahui ranjau yang meledak itu ada di Provinsi Yanggang. Berdasarkan laporan dari Daily North Korea, ledakan ranjau terjadi pada pertengahan Oktober 2020 lalu.
 
Seorang sumber di Provinsi Yanggang mengatakan bahwa tentara sedang meletakkan ranjau di Pochon ketiak ledakan itu terjadi.
 
Pihak berwenang menyalahkan pasukan Korps Badai atas insiden tersebut, dengan alasan ‘pelatihan lapangan yang tidak memadai dalam meletakkan ranjau’.
 
 
Disisi lain pejabat Korea Utara dilaporkan berusaha menyembunyikan insiden tersebut, saat tiga tentara yang terluka mendapat perawatan di rumah sakit setempat.
 
Sebelumnya, pasukan Korea Utara telah menggunakan ‘petasan’ di perbatasan ke China, tetapi diberi wewenang untuk menggunakan bahan peledak kelas militer.
 
Dikutip dari berita yang disiarkan Pikiran Rakyat dengan judul “Tentara Korea Utara Tewas Terkena Ranjau yang Dipasang Karena Kepanikan Kim Jong-un akan Covid-19” yang melansir laman Express, pihak berwenang telah memerintahkan pasukan untuk meletakkan ranjau fragmentasi BBM-82.
 
 
Ranjau tersebut dikabarkan digunakan oleh tentara untuk tujuan anti-personel, di sepanjang perbatasan pada awal bulan lalu.
 
“Ranjau yang diletakkan di sepanjang perbatasan di Provinsi Yanggang sejak awal bulan lalu adalah peledak dengan fragmentasi kecil,” ujar seorang sumber.
 
“Ranjau itu terbuat dari plastik, dengan radius pembunuhan sekitar tiga meter,” katanya menambahkan.
 
Kim Jong-un memerintahkan penutupan perbatasan Korea Utara menjelang awal tahun, setelah China mulai melaporkan penyebaran virus corona.
 
 
Pada bulan Oktober, dilaporkan pasukan Korea Utara telah menerima perintah tembak bahkan membunuh bagi siapa pun yang mencoba menyeberang masuk atau keluar negara itu dalam upaya mencegah virus.
 
Tetapi sumber Daily NK mengklaim ranjau darat yang ditempatkan di perbatasan Tiongkok tidak ditempatkan karena kekhawatiran virus corona.
 
Sebaliknya, mereka mengklaim bahwa ‘tujuan sebenarnya adalah untuk menghentikan orang menyeberangi sungai’ ke Tiongkok dan untuk menakut-nakuti penduduk setempat yang mempertimbangkan untuk membelot.
 
Setelah penduduk setempat mengetahui ledakan tersebut, sumber tersebut mengklaim ‘mereka semakin takut untuk membelot’.
 
 
Awal bulan ini, seorang pesenam melompati pagar perbatasan untuk melarikan diri dari Utara mencari pengungsi di Selatan.
 
Korea Utara belum melaporkan kasus virus korona sejak pandemi dimulai, tetapi para ahli skeptis terhadap klaim negara tersebut.
 
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, negara itu telah menguji lebih dari 12.000 orang dan tidak mengonfirmasi ada kasus, tetapi Daily NK telah merinci wabah sebelumnya.
 
 
Pasien di negara itu dipaksa masuk ke sel karantina jika mereka berpotensi membawa virus, tanpa diperlukan konfirmasi penyakit.
 
Pada bulan Oktober, lembaga penyiaran pemerintah memperingatkan penduduk bahwa ‘debu kuning yang berasal dari Tiongkok’ dapat membawa virus.***(Penulis: Rahmi Nurfajriani/Pikiran Rakyat)

Editor: Naufal Ikbar


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x