Michael Somare, Perdana Menteri Pertama Papua Nugini Wafat

26 Februari 2021, 22:07 WIB
Michael Somare, Perdana Menteri Pertama Papua Nugini Wafat /Unsplash/Amaury Gutierrez
 
PORTAL PROBOLINGGO - Michael Somare, mantan perdana menteri Papua Nugini diberitakan meninggal dunia di usianya yang ke-84 pada Jumat, 26 Februari 2021. 
 
Somare yang juga merupakan perdana menteri pertama Papua Nugini meninggal setelah didiagnosa mengidap kanker pankreas stadium akhir.
 
Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari NZ Herald, putri Somare, Betha Somare menyatakan bahwa sang ayah dilarikan ke rumah sakit sejak 19 Februari lalu.
 
Baca Juga: Mau Kulit Sehat dan Bercahaya? 5 Jenis Vitamin Ini Wajib Jadi Asupan Harian, Salah Satunya Vitamin C
 
"Michael adalah seorang suami yang setia bagi ibu kami dan juga ayah hebat bagi anak-anaknya, cucu, serta cicitnya," ucap sang putri. 
 
Michael Somare merupakan figur yang memegang peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan Papua Nugini dari Australia.
 
Ia menjadi perdana menteri pertama Papua Nugini dan menjadi orang yang paling lama menjabat gelar perdana menteri dengan total tujuh belas tahun masa bakti dalam empat periode berbeda.
 
Baca Juga: Sinopsis The Penthouse 2 Episosde 3, Yoon Yoon Couple Makin Mesra, Cheon Seo Jin dan Joo Dan Tae Bersitegang
 
Perdana Menteri Papua Nugini James Marepe mengatakan bahwa sosok Somare tidak bisa dibandingkan dengan pemimpin-pemimpin setelahnya.
 
Ia juga memberlakukan hari berkabung selama seminggu dan meminta warganya untuk menghormati Somare yang telah berbuat banyak hal untuk Papua Nugini.
 
"Dia (Michael Somare) merupakan sosok yang dicintai oleh seluruh warga. Semoga setiap kenangan tentang dirinya akan selalu mengikat bangsa kami," kata Marepe.
 
Baca Juga: Putra Sulung Jokowi, Gibran Rakabumi Raka Resmi Dilantik Menjadi Wali Kota Solo
 
Kabinet Papua Nugini langsung mengadakan pertemuan pada hari ini (Jumat, 26 Februari) untuk mengumumkan detail mengenai pemakaian sosok yang disebut sebagai Bapak Bangsa Papua Nugini tersebut.
 
Komisaris Polisi David Manning mengatakan polisi akan memastikan warga Papua Nugini akan menjalankan proses berkabung dengan damai.
 
Ia juga mengungkapkan bahwa pihak oportunis tidak akan memanfaatkan hari berkabung negara tersebut untuk menciptakan ketakutan serta kepanikan.
 
Baca Juga: Tanaman Hias Keladi, Aglonema dan Janda Bolong Tumbuh Lebih Subur dengan Musik? Ini Penjelasannya
 
Sebelumnya, perbedaan pandangan politik di Papua Nugini kerap menyebabkan kekerasan dan menimbulkan kericuhan ketika pemilu dilangsungkan.
 
"Grand Chief Sir Michael percaya pada persatuan bangsa yang terdiri dari seribu suku ini dan memberikan hidupnya untuk mencapai tujuan tersebut," ujar Manning.
 
"Di saat diperlukan, ia berdiri melawan kolonialisme dan dunia yang dipenuhi dengan rasisme, ketidakpedulian, dan kebencian serta mendedikasikan hidupnya untuk membawa bangsa ini bersatu dan merdeka," pungkasnya.
 
Baca Juga: Lowongan Kerja Februari 2021 untuk Lulusan S1 di PT Indosat Ooredoo
 
Somare lahir pada 9 April 1936 di Rabaul, East New Britain yang ketika itu berada dalam kependudukan Jepang selama masa Perang Dunia Kedua.
 
Ia menjalani pendidikan dininya di sebuah sekolah yang dijalanakan oleh Jepang di Karau dan belajar menulis serta membaca bahasa Jepang.
 
Jabatan Somare sebagai perdana menteri harus berakhir secara kontroversial ketika ia tengah dirawat di sebuah rumah sakit Singapura pada 2011. 
 
Baca Juga: Inilah 29 Idol K-Pop Terkaya Tahun 2021, Ternyata Ada Jennie BLACKPINK, Jungkook BTS, Hingga G-Dagon BIGBANG
 
Anggota parlemen Peter O'Neill berhasil melemparkan mosi di Parlemen Papua Nugini dan menyatakan bahwa kursi jabatan perdana menteri tengah kosong.
 
O'Neill akhirnya terpilih menjadi perdana menteri dan bersikukuh pada kekuasaannya meskipun Mahkamah Agung Papua Nugini berusaha membatalkan jabatanya tersebut.
 
Somare meninggalkan istrinya Veronica dan lima orang anak yakni Bertha, Sana, Arthur, Michael, dan Dulciana. ***
 
Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: nzeherald.com

Tags

Terkini

Terpopuler