Setelah Donald Trump Positif Terinfeksi Covid-19 , Upaya Perdamaian Bayangi Presiden Moon Jae-in

5 Oktober 2020, 15:20 WIB
Ilustrasi Bendera Korea Selatan. /Pixabay

PORTAL PROBOLINGGO - Setelah Presiden AS Donald Trump dinyatakan terinfeksi Covid-19, hal ini akan diperkirakan berpengaruh negatif pada inisiatif perdamaian Presiden Moon Jae-in untuk terlibat dengan Korea Utara secara tidak menguntungkan, menurut para ahli diplomatik.

Infeksi Trump secara praktis telah mengakhiri spekulasi atas pertemuan "kejutan Oktober" dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk terobosan dalam pembicaraan denuklirisasi yang macet menjelang pemilihan presiden AS 3 November.

Ini juga akan membebani secara negatif proses perdamaian Semenanjung Korea yang dapat didorong oleh peningkatan hubungan antara Amerika Serikat dan Korea Utara.

Baca Juga: Jadwal Sholat Lima Waktu Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin 5 Oktober 2020

Pada hari Jumat 2 Oktober 2020 lalu, diumumkan bahwa presiden AS dan ibu negara telah dinyatakan positif Covid-19, ia kemudian dipindahkan ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed.

Spekulasi di sini telah meningkat bahwa Presiden Trump dan Kim Jong-un mungkin telah mengatur pertemuan keempat mereka sebelum pemilihan, sesuatu yang pemerintah Korea Selatan coba perantarai dalam upaya untuk menjaga momentum pembicaraan denuklirisasi tetap hidup dan membuat kedua pemimpin untuk membahas membawa mengakhiri Perang Korea.

Konflik tiga tahun itu berakhir dengan gencatan senjata yang ditandatangani oleh Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa pimpinan AS, serta China dan Korea Utara, membuat kedua Korea secara teknis masih berperang.

Baca Juga: 10 Drama Korea Terbaik Yang Wajib Ditonton

Untuk membahas masalah semenanjung dengan AS, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Kim Hyun-chong, Wakil Menteri Luar Negeri Choi Jong-kun dan Perwakilan Khusus Urusan Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea Lee Do-hoon baru-baru ini melakukan perjalanan ke Washington DC.

Namun, terkonfirmasinya Presiden Trump terlular Covid-19 telah membuat rencana kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke Seoul akhir pekan ini di batalkan.

"Menteri Luar Negeri Pompeo mengharapkan untuk melakukan perjalanan ke Asia lagi pada bulan Oktober dan akan bekerja untuk menjadwal ulang kunjungan dalam perjalanan itu, yang sekarang hanya beberapa minggu lagi," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan pers pada hari Minggu, 5 Oktober 2020.

Baca Juga: Waspada Modus Penipuan Lelang Online, Pegadaian: Kami Tak Memiliki Akun Lelang

Meskipun Pompeo sangat diantisipasi untuk menekan Korea Selatan agar bergabung dengan aliansi anti-China selama dia tinggal, spekulasi telah muncul bahwa dia dapat menjangkau Korea Utara untuk mengatur pertemuan puncak.

"Kejutan bulan Oktober terkait dengan Korea Utara dapat berupa KTT Trump-Kim atau uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara, dan mengingat diagnosis COVID-19 Trump, tidak ada kemungkinan bahwa ia akan duduk bersama Kim sebelum pemilihan umum," kata Park Won-gon, seorang profesor politik internasional di Handong Global University. Dia juga percaya bahwa provokasi tingkat tinggi juga tidak mungkin terjadi menjelang pemilihan AS.

Sejak Presiden Moon menyerukan dukungan global untuk deklarasi resmi guna mengakhiri Perang Korea dalam pidatonya di PBB bulan lalu, pemerintahannya telah melakukan upaya untuk meningkatkan hubungan antar-Korea yang macet serta menengahi pembicaraan denuklirisasi antara Washington dan Pyongyang. Tetapi dengan Trump dikesampingkan, rencana ini sepertinya tidak akan membuahkan hasil.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Barcelona vs Sevilla: Coutinho Selamatkan Barca Dari Kekalahan

"Setelah Trump tertular Covid-19, upaya pemerintah Korea Selatan untuk deklarasi akhir perang sebagai bagian dari inisiatif perdamaian Moon telah dihentikan," tutur Park Won-gon.

"Selain itu, proses perdamaian Semenanjung Korea berkomitmen untuk memajukan hubungan antar-Korea, tetapi Korea Utara tetap bungkam atas permintaan Korea Selatan untuk penyelidikan bersama atas pembunuhan baru-baru ini terhadap seorang pejabat pemerintah Korea Selatan oleh Korea Utara. Dalam hal itu, upaya perdamaian tidak mungkin membuat kemajuan," pungkasnya. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Korea Times

Tags

Terkini

Terpopuler