12 Warga Sipil Tewas dan Lebih dari 100 Orang Terluka Akibat Ledakan Bom Mobil di Afghanistan

19 Oktober 2020, 10:24 WIB
Ilustrasi Bomb. /unsplash/kingmaphotos

PORTAL PROBOLINGGO - Setidaknya 12 warga sipil telah tewas dan lebih dari 100 orang terluka setelah ledakan bom mobil di provinsi Ghor, Afghanistan Barat.

Dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari laman Aljazeera, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Tariq Aran mengatakan pengeboman hari Minggu, 18 Oktober 2020 terjadi di dekat pintu masuk kantor kepala polisi provinsi dan gedung-gedung pemerintah terdekat lainnya di Feroz Koh, Kota Ghor.

Arif Aber, juru bicara gubernur provinsi di Ghor, mengatakan ledakan itu sangat kuat sehingga suaranya bisa terdengar di seluruh Feroz Koh.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Hari Ini, 19 Oktober 2020, Jangan Lewatkan Live Pop Academy: Top 40 Group 5

"Itu merusak dan menghancurkan sebagian beberapa gedung pemerintah, termasuk kantor kepala polisi, departemen urusan wanita dan kantor provinsi untuk pengungsi," kata Aber.

Kepala rumah sakit di Ghor, Mohammad Omer Lalzad, mengatakan staf darurat merawat puluhan orang dengan luka serius dan ringan.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman itu, yang terjadi di tengah meningkatnya serangan oleh Taliban.

Baca Juga: Dijamin Lezat! Intip Resep Pangsit Goreng Disini

Puluhan dan ribuan orang telah mengungsi dalam beberapa hari terakhir setelah pertempuran sengit antara Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan di beberapa distrik di provinsi Helmand dan beberapa bagian dari provinsi tetangga Kandahar.

Pertempuran sporadis berlanjut pada hari Minggu waktu setempat ketika pasukan pemerintah mendorong dengan serangan balasan untuk merebut kembali beberapa wilayah yang hilang di sekitar Lashkar Gah, Kota Helmand.

AS telah melakukan serangan udara untuk mendukung pasukan Afghanistan di Helmand, yang memicu permainan saling menyalahkan antara Amerika dan Taliban.

Baca Juga: Pasca Banjir Bandang Garut, Tenaga Pendidik Terdampak Dapatkan Bantuan Rp120 Juta

Kelompok bersenjata itu pada hari Minggu waktu setempat mengatakan serangan udara itu melanggar kesepakatan yang ditandatangani AS pada Februari lalu di ibu kota Qatar, Doha.

Namun militer AS menepis tudingan Taliban tersebut.

"Serangan udara AS di Helmand dan Farah telah dan terus menjadi semata-mata untuk mempertahankan ANDSF karena mereka diserang oleh Taliban," kata juru bicara militer AS Kolonel Sonny Leggett di Twitter.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam, Antam Retro dan Antam Batik Hari Ini, Senin 19 Oktober 2020 di Pegadaian

"Seluruh dunia telah menyaksikan operasi ofensif Taliban di Helmand , serangan yang melukai dan mengungsikan ribuan warga sipil Afghanistan yang tidak bersalah."

Di bawah kesepakatan itu, Taliban mengatakan mereka tidak akan menyerang kota-kota sementara AS mengatakan akan menahan diri untuk tidak menyerang pasukan Taliban kecuali untuk membantu mempertahankan pasukan Afghanistan. Pejabat Afghanistan menuduh Taliban melanggar perjanjian dengan serangan terhadap Lashkar Gah.

Baca Juga: BTS Dikonfirmasi Akan Tampil di The Fact Music Awards Tahun Ini, Sebelumnya Borong 4 Penghargaan

Bentrokan di Helmand terjadi lebih dari sebulan setelah percobaan negosiasi damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan dimulai di Doha. ***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler