Nagorno-Karabakh : Azerbaijan Menuduh Armenia Lakukan Serangan Rudal yang Menewaskan 21 Orang

29 Oktober 2020, 08:33 WIB
Ilustrasi bendera Armenia (kiri) dan Azerbaijan. /In Home Land Security

PORTAL PROBOLINGGO - Azerbaijan menuduh Armenia telah membunuh 21 orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan rudal di dekat wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.

Tuduhan serangan tersebut segera dibantah oleh Armenia pada Rabu, 28 Oktober 2020.

Armenia justru balik menuduh pasukan Azerbaijan yang telah melakukan serangan baru yang mematikan di wilayah sipil Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Lirik Sholawat Ya Nabi Salam Alaika Lengkap dengan Arab, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Tapi Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengkonfirmasi penempatan militernya di sepanjang perbatasan Armenia dengan Nagorno-Karabakh.

"Tidak ada yang istimewa tentang ini," kata Pashinyan. “Penjaga perbatasan telah berada di perbatasan Armenia dengan Turki dan Iran… Sekarang, karena perkembangan terbaru, penjaga perbatasan Rusia juga berada di perbatasan tenggara dan barat daya Armenia,” ujarnya, Sebagaimana dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari laman Aljazeraa.

Baca Juga: Pemilik SIM C Dikabarkan Akan Dapatkan BLT Rp900 Ribu dari Pemerintah, Cek Faktanya Disini!

Serangan rudal pada hari Rabu, 28 Oktober 2020 terjadi meskipun gencatan senjata yang ditengahi AS disetujui pada akhir pekan, setelah tiga kali upaya gencatan senjata berturut-turut gagal hanya beberapa menit setelah diberlakukan.

Ajudan presiden Azerbaijan Hikmet Hajiyev menegaskan bahwa pasukan Armenia telah menembakkan rudal Smerch ke Barda, menuduh mereka menggunakan munisi tandan untuk menimbulkan korban sipil lebih banyak.

Baca Juga: Buntut Polemik Kartun Nabi Muhammad, Media Perancis Serang Erdogan

Kantor kejaksaan melaporkan bahwa serangan itu menghantam daerah distrik padat penduduk, menewaskan 21 warga sipil dan melukai sedikitnya 70 orang.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Armenia menegaskan bahwa Azerbaijan telah merebut kota strategis Gubadi di dekat perbatasan Iran. Keuntungan militer itu dapat membuat solusi diplomatik lebih sulit.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Yogyakarta dan Jakarta, 29 Oktober 2020, Waspada Hujan Petir

Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni dan dikendalikan oleh etnis Armenia. Sekitar 30.000 orang tewas dalam perang di tahun 1991-1994 di wilayah tersebut.

Azerbaijan menolak solusi apa pun yang akan membuat orang Armenia mengendalikan daerah itu, yang dianggapnya diduduki secara ilegal.

Baca Juga: Kumpulan Puisi Maulid Nabi Muhammad SAW yang Dapat Dijadikan Tugas Sekolah

Sementara Armenia menganggap wilayah itu sebagai bagian dari tanah air yang bersejarah dan mengatakan penduduk di sana membutuhkan perlindungan.

Kementerian pertahanan Armenia di Nagorno-Karabakh telah mencatat 1.068 kematian militer sejak pertempuran meletus pada 27 September.

Baca Juga: Kumpulan Teks Pidato Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H

Sementara itu, Azerbaijan belum mengungkapkan korban militernya. Tapi perkirakan ada sebanyak 5.000 kematian.***

Editor: Antis Sholihatul Mardhiyah

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler