Xi Jinping Beri Selamat Untuk Biden, Presiden Tiongkok Inginkan Hal Ini di Masa Depan

- 26 November 2020, 14:48 WIB
Joe Biden dan Xi Jinping./ Al Jazeera
Joe Biden dan Xi Jinping./ Al Jazeera /

PORTAL PROBOLINGGO - Terpilihnya Joe Biden menjadi presiden AS ke-46 mengundang apresiasi dari banyak pemimpin negara, salah satunya presiden Tiongkok Xi Jinping.
 
Dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari The Guardian, menurut media pemerintah Tiongkok, dalam panggilan telefonnya bersama Biden, Xi menngungkapkan harapannya agar kelak kedua negara bisa menjunjung semangat anti-konflik, anti-konfrontasi, saling menghormati, dan menjalin kerja sama yang saling menguntungkan agar bisa fokus pada hubungan baik kedua negara, mengelola perbedaan, serta saling memajukan satu sama lain. 
 
Selain itu, Xi juga mengharapkan perkembangan yang sehat dan stabil dari hubungan China-AS serta bergandengan tangan dengan negara lain dan komunitas internasional guna memperlihatkan tujuan mulia dengan perdamaian dan pembangunan dunia.
 
 
Beberapa pemimpin dunia termasuk dari Jerman dan Inggris juga telah memberi selamat kepada Biden segera setelah pengumuman kemenangannya pada 8 November lalu. 
 
Namun, Tiongkok tampaknya menunggu sampai General Services Administration membuat deklarasi serta menunggu Trump memerintahkan timnya untuk bekerja sama dengan Biden dalam proses transisi.
 
Tak hanya Xi Jinping, wakil presiden Tiongkok Wang Qishan turut memberi selamat kepada pasangan Biden dan Kamala Harris.
 
 
Ucapan selamat Xi Jinping dan beberapa tokoh dunia tersebut ternyata menyisakan beberapa pemimpin dunia termasuk Vladimir Putin dari Rusia, yang belum mengakui dan memberi selamat atas kemenangan Biden.
 
Seperti yang diketahui oleh banyak ornag di dunia, dalam empat tahun terakhir AS dan China berseberangan dalam berbagai hal seperti terlibat perselisihan soal perdagangan, visa untuk jurnalis dan diplomat, virus Corona, pelanggaran HAM di Xinjiang, tindakan keras di Hong Kong, dan persahabatan AS yang kian membaik dengan Taiwan. 
 
Beberapa konflik tersebut membuat Trump memutuskan untuk mengawasi sanksi diplomatik, perdagangan, dan ekonomi terhadap pejabat China, yang terus dia kembangkan sejak pemilu dengan otoritasnya sebagai presiden dan dipertahankannya hingga Biden dilantik. 
 
 
Menurut Jia Qingguo, profesor dari Peking University School of International Studies, penundaan ucapan selamat oleh Tiongkok bertujuan untuk menunggu keputusan hukum yang sah.
 
"China tidak ingin mengungkapkan sikapnya terlalu dini sebelum akhir pemilihan AS, yang menjadi semacam perilaku kesopanan," tutur Jia.
 
Jia mengatakan Biden dan Xi akan membuat sejarah baru dengan membantu memperbaiki hubungan meskipun hal itu tidak akan terjadi secara instan. 
 
 
"Meski tidak akan ada perubahan besar dalam jangka pendek, tapi dalam jangka panjang hubungan China-AS akan lebih stabil, dan akan ada lebih banyak ruang untuk kerja sama,” pungkasnya.***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x