Kembali ke website, pada bagian atas situs, ada tulisan berjalan dengan latar merah bertuliskan "Klik di sini untuk menyumbang ke PAC (Political Action Committee) yang tidak ada hubungannya dengan tim kuasa hukum saya!"
Selvig dan Stiefler juga menawarkan presiden sebuah domain dengan nama: 'Nama saya Donald Trump dan saya kalah BANYAK dalam pemilu 2020. Saya pecundang SEDIH!'
Baca Juga: Direktur RS Ummi Bogor Akui Habib Rizieq Shihab Masih Belum Lakukan Tes Swab
Hingga jam makan siang pada Rabu, 25 November 2020, Trump belum merespon apapun soal lelucon tersebut meskipun memiliki banyak waktu untuk itu.
Selvig dan Stiefler bukan satu-satunya orang yang berusaha menipu presiden dengan lelucon online. Mulai hari Rabu lalu, domain loser.com mengarahkan pengguna ke halaman Wikipedia Trump.
Saat ini, keberadaan situs-situs web berisi sindiran soal menyajikan pemerintahan Trump sedang berkembang pesat.
Baca Juga: Intip Potret Cantik Glenca Chysara Pemeran Elsa dalam Sinetron Ikatan Cinta
Contoh yang lain adalah djtrumplibrary.com. Di situs ini, pengguna dapat melihat secara visual dan menarik karena menyajikan beberapa tajuk seperti "Covid Memorial", "Wall of Criminality" dan "Alt-Right Auditorium".
Situs ini juga menawarkan penggunaan "Hall of Enablers" (di antara mereka yang dihormati adalah senator, gubernur, dan media) dan "Criminal Records Room" untuk mempelajari "Penghindaran Pajak 101".
Menurut Fast Company, webste itu dirancang oleh arsitek asal di New York yang tidak ingin diketahui identitasnya tetap menyajikan momen-momen paling kontroversial dan bersifat memecah belah dalam masa jabatan Trump sebagai bentuk komentar sarkas tentang kebijakan dan kepribadiannya.
Artikel Rekomendasi