Studi Terbaru Sebut Orang Golongan Darah O dan Vitamin D Berisiko Lebih Rendah Terkena Covid-19

- 28 November 2020, 21:05 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/Geralt

 

PORTAL PROBOLINGGO - Sebuah penelitian besar di Annals of Internal Medicine menunjukkan bukti bahwa orang dengan golongan darah O atau Rh-negatif berisiko lebih rendah terinfeksi virus corona baru.

Penelitian yang dipublikasikan pada 24 November 2020 ini menyebutkan, di antara 225.556 orang Kanada yang dites, risiko diagnosis terinfeksi Covid-19 sebanyak 12% lebih rendah.

Selain itu, risiko terinfeksi Covid-19 parah atau kematian 13% lebih rendah pada orang dengan golongan darah O dibandingkan dengan A, AB, atau B, demikian dikutip PORTAL PROBOLINGGO dari Reuters.

Baca Juga: Ada Israel dalam Daftar Subjek Calling Visa, Fadli Zon Sebut Tak Sejalan Politik Luar Negeri RI

Dr. Joel Ray dari Rumah Sakit St. Michael di Toronto mengatakan, orang-orang yang memiliki golongan darah O mungkin telah mengembangkan antibodi yang dapat mengenali beberapa aspek dari virus baru tersebut.

Di bagian lain, kekurangan vitamin D sering dikaitkan dengan risiko terinfeksi Covid-19 yang parah, tetapi juga memiliki kadar vitamin D cukup atau tinggi tidak secara langsung dapat mengurangi risiko infeksi.

Dalam sebuah penelitian, secara acak 240 pasien Covid-19 parah yang dirawat di rumah sakit diberikan vitamin D3 dosis tinggi dan plasebo.

Baca Juga: Ada Lisa BLACKPINK, Lay EXO, hingga Jackson GOT7, Inilah 10 Idol KPop Terpopuler di Tiongkok

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien dalam kelompok vitamin D, hanya 6,7% yang memiliki tingkat gizi kurang. Sedangkan kelompok plasebo terdapat 51,5% pasien.

Tetapi dalam penelitian tersebut tidak ada perbedaan dalam hasil, menurut sebuah makalah yang diposting di medRxiv sebelum tinjauan sejawat.

Hal yang sama juga terjadi ketika para peneliti melakukan sebuah penelitian pada 116 pasien yang kekurangan vitamin D sebelum perawatan.

Para penulis mengatakan hal ini adalah uji coba acak pertama yang menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D tidak efektif untuk meningkatkan lama perawatan di rumah sakit atau hasil klinis lainnya di antara pasien rawat inap dengan infeksi Covid-19 parah.***

Editor: Hari Setiawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x