PORTAL PROBOLINGGO - Kebijakan luar negeri Donald Trump, terutama yang menyangkut perdamaian Israel-Palestina, merupakan kebijakan berat sebelah.
Ibarat pertandingan sepak bola, Trump sebagai 'wasit' justru seolah-olah meninggalkan lapangan pertandingan, setelah memberi beberapa keistimewaan terhadap salah satu klub, yakni Israel.
Trump secara terbuka memberi peluang Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk semakin menancapkan kekuasaan atas Palestina.
Baca Juga: Ahli Nuklir Iran Tewas dalam Serangan di Teheran, Israel: Kami Tak Mau Berkomentar
Selama empat tahun terakhir, Trump melalui Jared Kushner, Penasihat Senior Gedung Putih, telah 'membantu' Israel dengan beberapa kebijakan kontroversialnya, salah satunya ialah mendirikan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem.
Selain itu, rencana Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk mengunjungi Dataran Tinggi Golan-- yang merupakan wilayah sengketa-- di Tepi Barat, digadang-gadang bakal semakin melegitimasi klaim Israel atas wilayah-wilayah tersebut.
"Trump secara terbuka membuat kebijakan pro Israel. Dia melepaskan tugas sebagai 'perantara' untuk mendamaikan kedua negara yang tengah berkonflik," tutur Dianau Buttu, analis politik dan mantan penasihat hukum Palestina, seperti dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari The Intercept.
Baca Juga: LIVE STREAMING SEBENTAR LAGI Tinju Mike Tyson Vs Roy Jones Jr, Laga Eksebisi Dua Petinju Kawakan
Lebih lanjut, Diana menyebut selama negosiasi, AS seolah-olah justru bertindak sebagai 'pengacara' Israel.
Artikel Rekomendasi