Akhirnya, para peneliti memperhatikan bahwa orang tidak hanya mencari terapi online daripada terapi tatap muka, mereka juga mencari teknik terapi untuk mengatasi gejala kecemasan.
Pengguna melakukannya dengan istilah penelusuran seperti 'pernapasan dalam' dan 'meditasi pemindaian tubuh'.
“Seiring waktu, kita akan mulai melihat penurunan yang lebih besar dalam kesehatan mental masyarakat. Ini kemungkinan besar akan mencakup lebih banyak depresi, PTSD, kekerasan komunitas, bunuh diri, dan kematian yang kompleks. Untuk setiap orang yang meninggal karena COVID, sekitar sembilan anggota keluarga dekat akan terpengaruh, dan orang-orang akan menanggung kesedihan itu untuk waktu yang lama," ujar Dokter Michael Hoerger. Dikutip Portal Probolinggo dari Medical News Today.***
Artikel Rekomendasi