Hadiri East Asia Summit, Presiden Jokowi Ingin Negara Asia Timur Tidak Berkompetisi

- 15 November 2020, 07:58 WIB
Presiden Jokowi ketika menghadiri East Asia Summit
Presiden Jokowi ketika menghadiri East Asia Summit /BPI Setpres/ Muchlis Jr.

PORTAL PROBOLINGGO—Presiden Joko Widodo, Sabtu, 14 November 2020, menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur atau East Asia Summit (EAS) secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Dalam konferensi tersebut Jokowi menyampaikan beberapa hal penting kepada pemimpin negara lainnya. Salah satu yang disorot oleh Jokowi ialah mengenai kerja sama antara negara-negara Asia Timur.

Menurutnya, negara Asia Timur seharusnya tidak saling berkompetisi atau menunjukkan rivalitas. Ia justru meminta negara Asia Timur untuk rajin membuka dialog dan saling bekerja sama.

Baca Juga: Jimin BTS Pamer Lebih Tinggi dari Suga dan Ancam J-Hope, Tingkahnya Sukses Buat Netizen Gemas

“Kita harus bersama-sama mengedepankan dialog dan kerja sama saling menguntungkan di kawasan, bukan kompetisi maupun rivalitas,” ujar Jokowi dalam siaran pers Sekretariat Presiden.

Melalui EAS ini, Jokowi berharap para pemimpin negara lain dapat mulai membangun kepercayaan strategis demi membangun kerja sama antar negara. Menurutnya potensi yang dimiliki oleh EAS sangat besar, apalagi ada lima negara anggota yang saat ini tergabung dalam Dewan Keamanan PBB.

“Modal yang dimiliki EAS sangatlah besar. Sebanyak 5 anggota EAS saat ini duduk di Dewan Keamanan PBB, 8 anggota EAS tergabung dalam G20. EAS juga mewakili lebih dari 54 persen penduduk dunia dan 58 persen GDP dunia,” jelas Jokowi.

Baca Juga: Microsoft: Peretas Korut dan Rusia Lakukan Serangan Dunia Maya terhadap Perusahaan Vaksin Covid-19

Dengan modal tersebut menurut Jokowi, EAS perlu menjalin kerja sama untuk membangun ketahanan kesehatan di kawasan Asia Timur terutama untuk saat ini ialah dalam penanganan Covid-19.

Salah satu yang menurut Jokowi harus dilakukan dalam jangka pendek ini ialah memastikan ketersediaan vaksin di seluruh kawasan. Ia kemudian berharap pandemi Covid-19 ini bisa menjadi pelajaran untuk masa yang akan datang.

Sehingga dapat direncanakan persiapan jangka panjang untuk mengantisipasi dan menghadapi pandemi yang mungkin dapat terjadi lagi nanti.

Baca Juga: Habib Rizieq Tawarkan Dialog, Moeldoko: Tidak Ada yang Perlu Direkonsiliasi

“Beberapa hal yang perlu diprioritaskan adalah sistem peringatan dini, mekanisme ketersediaan obat-obatan dan peralatan medis di kala darurat, pembentukan inventory buffer di kawasan untuk alat kesehatan, kawasan industri kesehatan, serta riset dan teknologi kesehatan,” pungkas Jokowi.

Dalam kesempatan ini Jokowi pun meminta negara yang tergabung dalam EAS untuk bersama-sama menjaga keamanan di dalam kawasan. Hukum internasional yang berlaku, menurut Jokowi, perlu dihormati oleh seluruh negara anggota.***

Editor: Hari Setiawan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini