Khutbah Jumat : Bertema Mengakhiri Bulan Syaban dan Menyambut Puasa Ramadhan 1442 H

- 8 April 2021, 06:26 WIB
Ilustrasi khutbah Jumat menyambut bulan Ramadhan 1442 H.
Ilustrasi khutbah Jumat menyambut bulan Ramadhan 1442 H. /Pexels / Pok Rie

 

PORTAL PROBOLINGGO - Sebentar lagi bulan syakban agar segera berakhir pada 13 April mendatang.

Bulan syakban akan digantikan oleh bulan Ramadhan yang penuh akan berkah. Di akhir Bulan Sya'ban terdapat doa yang dapat dibaca hingga bulan Ramadhan datang.

Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam kitabnya Madza fi Sya’ban menuliskan sebuah doa yang dibaca bulan Sya'ban telah berlalu sebagian (nisfu Syaban) dan dianjurkan juga dibaca pada malam-malam setelahnya hingga bulan Ramadhan tiba.

Adapun  doa yang dibaca oleh para ulama salaf menurut Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki yaitu:

Allahumma innaka afuwwun karim tuhibbul afwa fa’fu ‘anna. Allahumma inna nas’alukal afwa wal afiyah wal mu’afataddaimah fid diini wad dunyaa wal aakhirah.

Baca Juga: 10 Contoh Ucapan Menyambut Bulan Ramadhan 1442 h, Cocok Dibagikan di WhatsApp, Facebook hingga Instagram

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD dan MI Halaman 104, 105, 106, 108, 109, 110 dan 111 Subtema 3 Pembelajaran 2

“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemaaf dan Engkau cinta maaf, maka maafkanlah kami. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kemaafan dan kesehatan dan pemeliharaan yang berkesinambungan dalam hal agama, dunia dan akhirat,”

Seperti yang dilansir PORTAL PROBOLINGGO dari Laman Kementerian Agama Bandung berikut

Jamaah Jumat  yang dirahmati Allah.

Baca Juga: Bentuk Mata Ternyata Bisa Ungkap Sifat Seseorang Menurut Primbon Jawa, Berikut Penjelasannya

Baca Juga: 10 Inspirasi Ucapan Maaf Menyambut Bulan Ramadhan 1442 H yang Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Setelah bertahmid memuji Allah sebagai wujud syukur kita kepada Allah atas segala nikmat-Nya yang diberikan kepada kita,

Setelah salawat dan salam kita haturkan kepada Allah teruntuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan umatnya,

Izinkanlah khatib menyampaikan wasiat takwa, terkhusus untuk pribadi khatib sendiri dan umumnya untuk jamaah sidang Jumat yang dimuliakan Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Tanpa terasa, hari ini kita sudah memasuki pertengahan bulan Sya’ban. Itu artinya tinggal beberapa hari lagi kita akan kedatangan tamu agung, tamu istimewa yang dinanti-nantikan kedatangannya oleh setiap orang yang beriman. Dialah bulan suci Ramadhan, bulan penuh berkah.

Maka, marilah kita perbanyak doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, semoga Allah memberkahi kita di bulan Rajab yang telah lalu dan Syaban saat ini, serta diberi kesempatan untuk bisa menemui bulan suci Ramadhan.

“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)

Sebagai wujud kesungguhan kita menyambut tamu istimewa ini dan sebagai bukti keseriusan kita dalam memuliakannya, tentunya kita harus mempersiapkan segala sesuatunya, jauh-jauh hari sebelum kedatangannya.

Beberapa hal yang harus kita persiapkan, di antaranya:

Yang pertama: di bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah seperti membaca Al-Quran, berdzikir, beristighfar, shalat duha, shalat tahajjud dan witir, serta bersedekah. Untuk mampu melakukan hal itu semua dengan ringan dan istiqomah, kita perlu banyak berlatih. Di sinilah bulan Rajab dan Sya’ban menempati posisi yang sangat urgen sebagai waktu yang tepat untuk berlatih, membiasakan diri beramal sunnah dengan berkelanjutan. Dengan latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya, sehingga tanaman iman dan amal shalih akan membuahkan takwa yang sebenarnya.

Seorang ulama yang bernama Abu Bakar Al-Warraq Al-Balkhi berkata :

“Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.”

Dan di antara amalan yang paling urgen untuk kita latih adalah puasa. Karena bulan Ramadhan adalah bulan puasa, maka dengan membiasakan puasa sunnah sejak bulan Rajab atau Sya’ban, kita akan mampu melaksanakan puasa Ramadhan dengan baik. Sehingga di bulan Ramadhan produktifitas, kinerja, dan ibadah kita akan meningkat.

Yang kedua: kita perlu menyiapkan diri dari sisi keilmuan, yaitu dengan mendalami ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak menghasilkan apa-apa selain lapar dan dahaga. Hal ini disebabkan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (H.R. Al-Hakim dan dishahihkan oleh Syekh al-Albani)

Yang ketiga: Ramadhan adalah syahrul quran, bulan diturunkannya Al Quran. Allah ta’ala berfirman:

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).”(Q.S. Al-Baqarah: 185)

Agar dibulan Ramadhan kita bisa memaksimalkan interaksi dengan Al-Quran, mari kita tingkatkan kemesraan kita dengan Al-Quran sejak sekarang.

Yang keempat: perbanyak berdoa kepada Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman pada ayat selanjutnya:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Bulan Ramadhan adalah bulan kita bermunajat kepada Allah. Maka marilah kita perbanyak doa kepada Allah, dalam berbagai kesempatan. Sehingga saat Ramadhan tiba, waktu-waktu istimewa yang mustajab, tidak kita lewatkan begitu saja tanpa munajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Untuk memohon dan mengadukan segalanya kepada Allah.

Yang terakhir: mengondisikan anak dan istri kita agar bersiap menyambut Ramadha.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman pada ayat selanjutnya:

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” (QS. Al Baqarah: 187)

Bulan Ramadhan adalah kesempatan kita menguatkan kedekatan dengan keluarga. Istri kita adalah pakaian bagi kita, dan kita adalah pakaian bagi istri kita.

Demikianlah persiapan yang seharusnya kita lakukan agar bulan Ramadhan tahun ini lebih berkualitas dari Ramadhan-ramadhan sebelumnya. Aamiin.***

Editor: Elita Sitorini


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x